Bagian 7. JANGAN MENULIS UNTUK SESUATU YANG TIDAK KITA PAHAMI

Melalui tulisan saya kali ini, saya ingin mengajak Anda untuk menulis apa yang benar-benar Anda pahami. Mengapa demikian?

Saat melakukan scrolling di media sosial, kedua mata Anda barangkali pernah menjumpai potongan tulisan yang ‘tidak nyambung” antara judul dan isinya.

Analogi sederhananya seperti kaleng biskuit merk ‘A” yang isinya ternyata kacang goreng atau kerupuk melinjo.

Bagi yang menyukai aneka camilan, realita di atas mungkin tidak perlu dipersoalkan panjang lebar. Prinsipnya, asal kaleng itu berisi camilan, semua lalu dianggap beres!

(Sumber foto: hasil kreasi Ai)

Kondisinya akan berbeda dengan mereka yang memang suka dengan biskuit merk ‘A”; sudah pasti mereka akan kecewa bahkan kecewa “berat” karena merasa tertipu oleh isi kaleng yang tidak sesuai.

Para pembaca di media sosial pun demikian. Sebagian orang mungkin tidak mau ambil pusing soal judul dan isi tulisan yang tidak nyambung tadi. Namun pasti ada sebagian pembaca lainnya yang merasa tertipu dengan judul tulisan yang mereka baca, dalam ungkapan singkat demikian, “Judulnya apa, isinya apa? Capek, deh!”

Jika saya boleh menduga, kenyataan demikian bisa saja disebabkan oleh pemahaman si penulis yang serba minim terhadap topik atau hal yang diulasnya dalam tulisan. Meski tidak dapat dipungkiri bahwa dalam beberapa kasus, judul yang “nyeleneh” ini memang disengaja dengan tujuan menghasilkan “clickbait” terhadap tulisan yang dibuatnya.

Saya pribadi sebagai penulis tetap menganjurkan agar para penulis bertindak jujur dalam setiap karya tulisan yang dihasilkannya.

Banjarmasin, 21 Juli 2025

Salam dari Kota Seribu Sungai

(Dionisius Agus Puguh Santosa)

#tipsmenulispraktis

#literasi

#gurudionindonesia

#pengalamanmenulis

#penulisindonesia

#penulis

#editorbuku

#buku

#penulisbuku

#penuliskalsel

#literasidigital

#menulistanpaai

#tanpaartificialintellegence #tanpaai