Skip to content
Guru Dion Indonesia
Guru Dion Indonesia
  • Home
  • Dunia Menulis
  • Komputer
  • Galeri Karya
Guru Dion Indonesia
Guru Dion Indonesia

Ayo Menulis Jangan Hanya Pesimis!

Posted on Februari 17, 2021 By gurudionindonesia

Menulis Tanpa Pesimis, Mungkinkah?

(Sumber foto: https://magazine.job-like.com/ )

Oleh:
Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MM

Perasaan pesimis seringkali menghinggapi hati para
penulis; bukan hanya penulis pemula, karena para penulis senior juga
tentu pernah mengalaminya, pun ketika mereka sedang berada dalam
masa-masa ketenaran atau namanya sedang melambung tinggi.

Menurut KBBI disebutkan bahwa kata “pesimis”
bermakna orang yang bersikap atau berpandangan tidak mempunyai
harapan baik (khawatir kalah, rugi, celaka, dan sebagainya); orang
yang mudah putus (tipis) harapan. Makna ini tentu berusaha mencakup
apa yang hendak diwakili oleh kata pesimis tadi.

Perasaan pesimis memang bisa muncul begitu saja tanpa
diminta. Perasaan ini pada awalnya mungkin masih terasa remeh atau
sepele saja. Namun terkadang kita menjadi sulit untuk memahami,
manakala perasaan pesimis ini semakin lama semakin melebarkan daerah
jelajahnya dalam diri kita.

Bagi seorang penulis senior, perasaan pesimis bisa saja
hinggap manakala dia merasa khawatir atau takut jika karya terbarunya
nanti tidak laku di pasaran atau tidak diterima oleh pembaca
setianya. Atau perasaan pesimis itu muncul kalau-kalau pengalaman
buruk misalnya “pembajakan karya” yang pernah dialami sebelumnya,
akan terulang lagi pada hasil karya berikutnya.

Bayangkan saja jika sekelas penulis senior pun tidak
lepas dari hinggapan rasa pesimis yang demikian, apalagi untuk saya
dan Anda yang masih merasa atau mengakui diri sebagai para penulis
yunior ini? Bukankah rasa pesimis itu ibarat “telur di ujung
tanduk” yang sewaktu-waktu dapat saja terjatuh ke bawah atau
menggelincir entah kemana.

Menimang
Pesimis, Memeluk Harapan

Di antara rasa pesimis yang boleh ada, setiap orang
tentu dikaruniai harapan oleh Sang Pencipta. Ya, harapan agar kita
terus melangkah dan melangkah, meski tak jarang dalam situasi ini
kita begitu dilingkupi tanda tanya besar, “Saya harus berjalan
kemana lagi?”

Jika situasi itu kita terapkan dalam aktivitas menulis
yang sedang kita jalani, tentu pertanyaan senada akan terucap dari
bibir kita, “Saya harus menulis apalagi?” Sebuah pertanyaan yang
pasti pernah hinggap dalam benak setiap penulis; tak terkecuali
penulis senior sekalipun!

Tentu jalan satu-satunya untuk menemukan jawaban atas
pertanyaan yang muncul dalam situasi dan rasa pesimis ini akan lebih
baik jika kita temukan dalam keheningan doa kita masing-masing. Sebab
saya pernah mengalaminya dan saya pernah mengalaminya berkali-kali.

Dan hasilnya sungguh ajaib dan diluar ekspektasi saya.
Justru di dalam keheningan doa tersebut saya mendapatkan ilham dan
tuntunan yang menyejukkan dari-Nya. Hal-hal ajaib selanjutnya pun
terjadi secara bertubi-tubi: entah bagaimana ceritanya saya kemudian
meraih beberapa buku yang tertumpuk di rak sederhana perpustakaan
saya; atau saya kemudian membuka halaman Google searching lalu
menemukan beberapa referensi bacaan yang bergizi di sana; di saat
yang berbeda saya bisa jadi tiba-tiba pergi bertandang ke toko buku
dan membaca beberapa buku yang saya temukan sekelebatan mata.

Semua mengalir begitu saja hingga akhirnya saya kembali
ke depan laptop kesayangan dan tiba-tiba merasa siap untuk menuliskan
semua ide dan gagasan yang telah memenuhi seluruh isi di kepala saya.
Kalimat demi kalimat hadir sambung menyambung satu sama lain.
Paragraf demi paragraf yang terwujud seolah selalu menyisakan seruan
yang sama, “Ayo, lanjutkan aku di paragraf berikutnya!”

Lalu, di saat yang lain, manakala kita teringat kembali
akan rasa pesimis tadi, mendadak kita mencari-cari, kemana rasa
pesimis itu pergi? Mengapa rasa pesimis itu tak ada lagi kini?

Demikianlah salah satu proses yang harus dijalani oleh
seorang penulis saat berkarya. Proses yang mungkin tidak selalu bisa
dialami oleh setiap pribadi; barangkali karena memang dia punya
alasan tersendiri mengapa tak ingin mengalaminya. Mungkin dirinya
masih mampu memegang keyakinan bahwa menjalani aktivitas menulis tak
perlu dibebani oleh rasa pesimis yang tak perlu.

Masihkah Anda sanggup menghindari atau meniadakan rasa
pesimis yang mungkin teralami saat sedang menulis? Mungkin jawabannya
iya mungkin juga tidak. Namun bila harapan itu selalu dapat Anda
pastikan tetap berada dalam pelukan, maka rasa pesimis itu hanya akan
menjadi “bumbu pemanis” yang akan melengkapi setiap langkah dan
perjalanan.

Banjarmasin, 15 Februari 2021

Post Views: 45
Dunia Menulis harapan ide keheningan doa Lomba Menulis PGRI Bulan Februari 2021 Menulis penulis senior penulis yunior perjalanan pesimis

Navigasi pos

Previous post
Next post

Related Posts

Seri Motivasi Menulis Bagi Guru (Bagian 22)

Posted on Juni 30, 2022

 Memberikan Buku Sebagai Hadiah Istimewa (https://www.ltdcommodities.com/)   “Apakabar Bapak dan Ibu guru semua, para pembaca setia blog ini?”, demikian pertanyaan singkat yang ingin penulis sampaikan di awal perjumpaan kita kembali melalui “Seri Motivasi Menulis Bagi Guru (Bagian 22)” ini. Tak terasa ya waktu terasa cepat berlalu. Namun kemudian semua mengantarkan…

Read More

Seri Motivasi Menulis Bagi Guru (Bagian 1)

Posted on Juni 10, 2022

    Tampilan layar Blog Om Jay di alamat: https://wijayalabs.com   Setahun kemarin, selama bulan Februari 2021, PGRI Pusat menggelar Lomba Blog PGRI Tingkat Nasional Tahun 2021 bertema: ”Menulis di Blog Jadi Buku”. Sebuah tulisan yang berjudul “Kapan Saya Akan Berhenti Menulis?” menjadi tulisan perdana yang penulis sertakan pada lomba…

Read More

Bagian 16. SAATNYA MENULIS, SEKARANG JUGA

Posted on Maret 11, 2025Maret 9, 2025

Saat masih duduk di bangku SMA dahulu, seorang sahabat yang menjadi anggota tim redaksi majalah sekolah, pernah beberapa kali menawari saya untuk mengirimkan karya berupa cerpen atau puisi untuk majalah sekolah kami. Saya hanya menyanggupinya, walau di kemudian hari saya belum pernah mengirimkan karya sastra ke majalah sekolah tersebut, meski…

Read More

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cari

Arsip

  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • Juli 2024
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • Februari 2021
  • Januari 2021

Hubungi :

Bila ada hal-hal yang ingin ditanyakan atau ingin memberikan masukan untuk membangun situs ini, silakan menghubungi email yang ada atau melalui media sosial yang tercantum pada laman ini.

Banjarmasin, South Borneo, Indonesia
gurudionindonesia@gmail.com
©2025 Guru Dion Indonesia | WordPress Theme by SuperbThemes