Bagian 10. WALAU PANDAI MENULIS, JANGAN SOMBONG! Posted on Juli 24, 2025Juli 3, 2025 By gurudionindonesia Kepandaian seorang penulis biasanya diakui oleh orang-orang di sekelilingnya, juga oleh orang-orang yang selama ini membaca karya-karyanya. Pengakuan ini bisa disampaikan dalam berbagai bentuk dan cara, yang paling sederhana misalnya dengan memberikan tanda jempol (atau like) pada setiap karya tulis yang dihasilkannya. Cara lain untuk memberikan “apresiasi” adalah dengan menyampaikan pujian kepada si penulis, hingga “membeli” karya-karyanya secara langsung. (Sumber foto: hasil kreasi Ai) Selama beberapa tahun terakhir, karya para penulis di Indonesia sebagian di antaranya bisa kita baca melalui aneka platform digital “berbayar”. Tarif sekali bacanya pun bervariasi, mulai dari Rp1.000,- dan kelipatannya. Untuk karya berupa buku (baik digital maupun fisik), harganya pun beraneka ragam, ada yang puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Ada beberapa karya cerpen saya yang termuat di platform digital, dengan harga jual mulai seribu rupiah sekali akses. Barangkali jika yang membaca karya-karya saya ini semakin banyak, harga jualnya “mungkin” bisa naik secara perlahan. Meski sebagian orang-orang yang telah membaca karya-karya saya selama ini pernah memuji dan bahkan ada yang mengatakan bahwa saya “pandai” menulis, namun saya pribadi merasa tak perlu sombong atau tinggi hati atas semua pujian dan penilaian tersebut. Sebagai penulis, sampai hari ini saya masih tetap berproses untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Hal demikian menjadikan saya tersadar bahwa saya tak perlu menyombongkan diri. Justru dengan mempelajari hal ikhwal “menulis” secara lebih mendalam, saya semakin mengetahui kekurangan dan keterbatasan yang saya miliki. Dan selama ada kesempatan untuk belajar dan menempa diri, maka saya akan memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kemampuan menulis yang ada pada diri saya. Selain itu, saya pun berniat membagikan pengalaman saya sebagai seorang penulis kepada para calon penulis maupun siapa saja yang berminat untuk mendalami dunia kepenulisan. Belajar menulis itu tidak cukup hanya sehari dua hari saja, waktu setahun pun rasanya masih kurang lama. Dan saya sendiri telah mengalami dan membuktikannya, sehingga tak ada alasan bagi saya untuk menyombongkan diri sebagai seorang penulis. Banjarmasin, 24 Juli 2025 Salam dari Kota Seribu Sungai (Dionisius Agus Puguh Santosa) #tipsmenulispraktis #literasi #gurudionindonesia #pengalamanmenulis #penulisindonesia #penulis #editorbuku #buku #penulisbuku #penuliskalsel #literasidigital #menulistanpaai #tanpaartificialintellegence #tanpaai Post Views: 16 Dunia Menulis gurudionindonesiakotaseribusungailiterasipenulisbanjarmasinpenulisindonesiapenuliskalseltipsmenulispraktis
Bagian 14. KETIKA SATU HARI BERLALU LAGI Posted on Maret 9, 2025Maret 9, 2025 Satu hari rasanya cepat sekali berlalu, mulai sejak bangun pagi hingga tidur kembali di malam hari. Selama 24 jam berjalan, apakah kita sudah menghasilkan sebuah tulisan? Yang memang hobi menulis, bisa jadi ia tidak hanya menghasilkan sebuah tulisan, melainkan beberapa tulisan sekaligus. Para penulis cerpen atau novel pun mungkin sudah… Read More
Tetap Menulis Meski Berada di Titik Kritis! Posted on Februari 17, 2021 Menulis di Titik Kritis (Sumber foto: https://waytogomedia.com ) Oleh: Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MM Jika kita berani memulai, tentu kita sudah siap melanjutkannya atau justru mengakhirinya. Tentu di setiap pilihan yang nantinya kita jatuhkan, kita akan berusaha untuk melakukan yang terbaik. Demikian juga yang terjadi ketika pada suatu ketika kita… Read More
Bagian 20. MENULIS BERSAMA LAGU KESAYANGAN Posted on Maret 15, 2025Maret 9, 2025 Beberapa penulis, termasuk saya sendiri, sangat menikmati proses menulis sembari mendengarkan lagu kesayangan. Soal selera musik, setiap orang bisa berbeda-beda. Sebenarnya tidak menjadi masalah ketika beberapa penulis memilih lagu-lagu pop rock atau dangdut untuk mengiringi dirinya dalam proses berkarya. Saya pun bisa mempunyai selera musik yang “random” untuk menemani saya… Read More