Bagian 21. YUK, PERGI KE PERPUSTAKAAN!

Hari-hari ini barangkali tidak banyak lagi orang yang masih pergi berkunjung ke perpustakaan, entah di lingkungan sekolah, kantor, desa, atau di perpustakaan kecamatan, kabupaten, hingga provinsi.

Tidak semua sekolah memiliki perpustakaan yang memadai. Kalau pun ada, terkadang koleksi bukunya terbatas, bahkan sebagian di antaranya kemungkinan merupakan koleksi lama. Jika pun di sebuah sekolah memiliki perpustakaan yang bagus, belum tentu sebanding dengan minat baca para siswa yang menempuh pendidikan di sekolah tersebut. Kondisi serupa pun bisa jadi dialami oleh gedung-gedung perpustakaan di kecamatan, kabupaten, maupun provinsi.

Sebagian menduga penyebabnya adalah keengganan para siswa atau orang-orang untuk membaca atau meminjam buku-buku yang tersedia secara fisik, berkat kemajuan teknologi yang memungkinkan kita mengakses aneka judul buku secara daring (online). Apalagi saat ini sebagian orang di antaranya lebih memilih Google atau Ai untuk menemukan informasi atau data yang diperlukan. Dengan kondisi demikian, kehadiran gedung perpustakaan bagi sebagian siswa atau orang dianggap tidak terlampau penting lagi.

Saya pribadi semasa masih duduk di bangku sekolah, termasuk rajin dan memang senang pergi ke perpustakaan, baik di sekolah, maupun di perpustakaan milik pemerintah setempat. Ada kebahagiaan tersendiri dapat berkunjung ke perpustakaan kala itu, apalagi di tahun-tahun tersebut belum ada gawai (HP atau gadget).

Jaringan internet pun di zaman itu baru bisa diakses melalui warnet (warung internet) dengan biaya sewa per jam, dan itu terjadi ketika saya sudah duduk di bangku SMA. Internet di masa itu pun kemampuannya terbatas, untuk ngobrol (chatting) dapat mempergunakan aplikasi miRC atau Yahoo Messenger. Facebook, Twitter (X), dan teman-temannya belumlah ada. Platform pertemanan yang tersedia hanyalah Friendster saja, yang tampilan mirip Facebook tetapi lebih sederhana sesuai zamannya.

Dengan keterbatasan internet pada masa itu, maka saya kemudian menjadikan perpustakaan sebagai pilihan utama untuk memperoleh segala macam jenis informasi yang saya perlukan, termasuk untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah.

Dan semua pengalaman tersebut secara lengkap pernah saya tuliskan dalam sebuah artikel berjudul “Kata ‘Perpustakaan’ yang Bermakna Ajaib!” yang dimuat dalam buku “Aku dan Perpustakaan” terbitan Perpusnas Press di tahun 2021 silam.

Yang pasti, semua pengalaman bersama perpustakaan saya tuangkan dalam tulisan yang lumayan panjang itu. Pengalaman panjang bertahun-tahun lamanya dan sangat berkesan sampai hari ini dan nanti.

Nah, jika di sekolah atau di kotamu terdapat gedung perpustakaan, atau minimal taman baca, cobalah berkunjung ke sana. Siapa tahu pengalaman pertama tersebut membawamu menjelajah jauh ke dunia literasi dan imajinasi.

Banjarmasin, 16 Maret 2025

Salam dari Kota Seribu Sungai

(Dionisius Agus Puguh Santosa)

#literasi

#gurudionindonesia

#pengalamanmenulis

#penulisindonesia

#penulis

#editorbuku

#buku

#penulisbuku

#ramadhan

#ramadhan2025

#penuliskalsel

#literasidigital

#menulisdenganai

#artificialintellegence #ai