Bagian 23. MENGUMPULKAN IDE YANG TERSERAK Posted on Maret 18, 2025Maret 9, 2025 By gurudionindonesia Kata “terserak” bisa bermakna tercecer, tercerai berai, atau tersebar di mana-mana. Dan dalam proses menulis, tugas kita sebagai penulis salah satu diantaranya adalah mengumpulkan berbagai ide yang pada awalnya terserak di mana saja. Di sini tantangan atau kesulitan yang harus kita hadapi dapat beragam, mulai dari level rendah, menengah, hingga level tinggi. Sehingga untuk melakukan proses penulisan, kita memerlukan solusi yang jitu agar tantangan yang ada mampu kita atasi segera. Seperti pengalaman saya selama ini, beragam tantangan yang saya hadapi dalam proses menulis biasanya tidak hanya sekali dua kali saja. Namun bisa muncul dalam beberapa tahapan. Bahkan tak jarang ada tantangan atau masalah “tambahan” di luar prediksi kita sebelumnya. Hal seperti ini biasanya harus segera kita carikan jalan keluarnya, agar proses menulis yang sedang berjalan tidak terhalang atau terganggu. Dan halangan atau gangguan ini acapkali menjadi “alasan utama” bagi seseorang untuk tidak melanjutkan proses menulis sebuah artikel atau buku. Jangan dikira, untuk artikel pendek akan menghadapi tantangan yang lebih mudah dibandingkan artikel panjang. Sebab saya pribadi sudah membuktikan bahwa tantangan di setiap proses penulisan yang saya lakukan bersifat relatif. Bayangkan saya ketika kita dikejar deadline, sementara tantangan yang ada belum juga kita temukan solusinya? “Menyerah” biasanya jadi salah satu alternatif yang akan dipilih oleh sebagian penulis. Sementara yang lain barangkali akan terus menulis sambil mencari solusi terbaik. Saya sendiri sudah mengalami hal demikian beberapa kali, dan rasanya memang benar-benar menantang, sekaligus menjadikan saya terus berproses untuk menjadi seorang penulis yang matang. Semua proses tersebut memang tak selalu mudah, namun inilah kenyataan yang harus kita hadapi di dunia kepenulisan. Jangan pernah berharap bahwa segala sesuatunya bisa kita buat secara instan, sebab proses belajar yang benar memang harus menjadi motivasi kita dalam berkarya. Tak perlu terpancing atau sekedar ikut-ikutan cara-cara atau metode yang tidak tepat, yang mungkin akan ditempuh oleh sebagian penulis atau calon penulis. Mari kita kembalikan proses berkarya ini pada diri kita masing-masing dengan menjawab sebuah pertanyaan singkat berikut: “Apakah selama ini saya telah menempa diri dengan bersungguh-sungguh untuk menjadi penulis?” Banjarmasin, 18 Maret 2025 Salam dari Kota Seribu Sungai (Dionisius Agus Puguh Santosa) #literasi #gurudionindonesia #pengalamanmenulis #penulisindonesia #penulis #editorbuku #buku #penulisbuku #ramadhan #ramadhan2025 #penuliskalsel #literasidigital #menulisdenganai #artificialintellegence #ai Post Views: 45 Dunia Menulis gurudionindonesiakotaseribusungailiterasipenulisbanjarmasinpenulisindonesiapenuliskalseltipsmenulispraktis
Bagian 38. SERUNYA JADI ANAK KULIAHAN Posted on Juli 7, 2025Juli 2, 2025 Kesempatan menempuh pendidikan di perguruan tinggi adalah momen yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. “Akhirnya saya mendapat kesempatan untuk kuliah setelah menanti beberapa tahun lamanya,” bisik saya dalam hati ketika itu. Seperti para mahasiswa pada umumnya, saya pun dikelilingi oleh beberapa orang sahabat karib. Adalah Mekel, Van Ruud, Jeje, Rara, Pras,… Read More
Seri Motivasi Menulis Bagi Guru (Bagian 31 – Habis) Posted on Juli 9, 2022 Cover Buku “Rahasia Hebat Jadi Penulis Mantap” (desain cover oleh: Ajinatha/YPTD ©2021) Apakah Bapak dan Ibu guru para peserta kompetisi “Lomba Blog Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi” sudah tersenyum hari ini? Mari kita syukuri bersama karena kita semua beroleh kemudahan dan kelancaran untuk terus menulis… Read More
Bagian 10. WALAU PANDAI MENULIS, JANGAN SOMBONG! Posted on Juli 24, 2025Juli 3, 2025 Kepandaian seorang penulis biasanya diakui oleh orang-orang di sekelilingnya, juga oleh orang-orang yang selama ini membaca karya-karyanya. Pengakuan ini bisa disampaikan dalam berbagai bentuk dan cara, yang paling sederhana misalnya dengan memberikan tanda jempol (atau like) pada setiap karya tulis yang dihasilkannya. Cara lain untuk memberikan “apresiasi” adalah dengan menyampaikan… Read More