Bagian 26. JANGAN PERNAH LELAH MENULIS Posted on Maret 21, 2025Juli 1, 2025 By gurudionindonesia Judul di atas tampaknya tidak mudah untuk dipraktikkan. Seorang sahabat pernah berujar demikian, “Jangankan disuruh menulis terus, kelamaan tidur saja bisa menyebabkan badan lelah. Padahal kegunaan tidur adalah untuk menghilangkan ‘lelah’ di badan ini.” Pendapat tersebut tidak salah, sebab saya sendiri mengalami bagaimana lelahnya usai menulis. Menulis di sini jangan selalu dibayangkan menulis artikel yang panjang-panjang. Menulis artikel pendek pun bisa menyebabkan kelelahan, apalagi jika isi artikel tersebut berbobot dan ulasannya mendalam. Foto : Inna Adityarini Saya pribadi salut dengan para penulis yang mampu menghasilkan karya dengan kualitas demikian, sebab saya sendiri dapat membayangkan bagaimana proses penulisan itu berlangsung. Dan saya salut dengan para penulis yang dari waktu ke waktu mampu mempertahankan kualitas tulisannya, dalam arti tetap berbobot dan dengan ulasan mendalam. Sebenarnya jika diamati dengan cermat, judul di atas tidak lebih dan tidak kurang adalah semacam penyemangat bagi diri saya dan siapapun saja yang kini menekuni profesi sebagai penulis. Menjadi penulis itu bisa paruh waktu, bisa juga full time, bisa juga musiman, atau menulis sekedar untuk mengisi waktu luang. Dan sebagai penulis atau calon penulis, kita bebas menentukan akan mengambil pilihan yang mana. Sekalipun dari hari ke hari jumlah penulis terus bertambah, namun hal tersebut juga seiring sejalan dengan perkembangan jumlah pembaca. Jadi meskipun ada begitu banyak penulis saat ini, kita tak perlu khawatir, sebab tulisan-tulisan kita selalu punya kemungkinan yang sama untuk ditemukan oleh pembacanya. Dalam beberapa kesempatan berselancar di dunia maya, terkadang saya menemukan tulisan-tulisan sederhana dan tidak terlampau panjang, namun banyak dibaca, diberi jempol, sekaligus dibagikan ulang, dan itu belum termasuk ratusan atau ribuan komentar yang menyertainya. Semua tentu berproses, tidak serta merta terjadi begitu saja. Jika kita ingin dikenal sebagai penulis, maka menulislah secara rutin. Sebab jika menulis hanya sekedar cita-cita, maka sampai kapanpun kita tidak akan pernah menjadi penulis. Banjarmasin, 21 Maret 2025 Salam dari Kota Seribu Sungai (Dionisius Agus Puguh Santosa) #literasi #gurudionindonesia #pengalamanmenulis #penulisindonesia #penulis #editorbuku #buku #penulisbuku #ramadhan #ramadhan2025 #penuliskalsel #literasidigital #menulisdenganai #menulistanpaai #tanpaartificialintellegence #tanpaai Post Views: 47 Dunia Menulis gurudionindonesiakotaseribusungailiterasipenulisbanjarmasinpenulisindonesiapenuliskalseltipsmenulispraktis
Bagian 17. SATU KATA, DUA KATA, TIGA KATA Posted on Maret 12, 2025Maret 9, 2025 Saya teringat sebuah permainan masa kecil dengan tema “Tebak Kata”. Permainan kata ini bisa bervariasi dan dibuat sesuka hati, sesuai keinginan dan kesepakatan bersama. Misalnya saja, permainan diawali dengan pertanyaan, “Sebutkan dua nama buah yang berawalan dengan huruf A”. Rasanya senang, puas, dan lega ketika kita mampu menjawabnya dengan baik…. Read More
Menulis dan Tak Menulis: “Apakah Sama?” Posted on Februari 6, 2021 Sampul Buku Karya Bung Karno, Kakek Pramoedya Ananta Tour, dan Tere Liye (Sumber gambar: https://www.goodreads.com, https://kumparan.com, https://gramedia.com ) Oleh: Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MM Masihkah Anda ingat salah satu kata mutiara yang pernah diucapkan Pramoedya Ananta Toer, “Orang boleh pandai setinggi langit, selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan… Read More
Saat Jiplak-Menjiplak Dianggap Bagian dari Budaya Posted on Februari 6, 2021 Ilustrasi Menyontek Saat Ujian (Sumber gambar: https://bangka.tribunnews.com ) Oleh: Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MM Jiplak menjiplak, bajak membajak, sudah dianggap biasa terjadi di dunia perbukuan sejak dulu. Bahkan soal ini pun sudah merambah ke bidang lainnya, sebut saja dunia perfilman, dunia hiburan, dunia artis, dan lain sebagainya. Bahkan di dunia maya… Read More