Skip to content
Guru Dion Indonesia
Guru Dion Indonesia
  • Home
  • Dunia Menulis
  • Komputer
  • Galeri Karya
Guru Dion Indonesia
Guru Dion Indonesia

Geliat Wisata Petik Melon di Kelurahan Syamsudin Noor

Posted on November 10, 2024Maret 9, 2025 By gurudionindonesia

Hendri Wibowo, Penggerak RT 40, KBA Syamsudin Noor, Landasan Ulin

Sore itu, Sabtu, 9 November 2024, Hendri Wibowo (43 tahun) tampak menikmati segelas kopi hitam. Sembari duduk santai, kami bercakap-cakap tentang rangkaian kisah kesehariannya sebagai Ketua RT 40 RW 06 Kelurahan Syamsudin Noor, sekaligus sebagai Sekretaris Kelompok Tani “Ngudi Rahayu”. Saat jeda pembicaraan berlangsung, Hendri memantau pesan yang masuk melalui gawainya.

Hujan sore itu menjadi saksi perbincangan kami. Udara lembab terasa dingin menyapa suasana di sekitar ruangan. Bersama salah satu anggota kelompok tani lainnya, kami bertiga berbincang asik di sebuah balai tani. Dan perbincangan itu sebagian di antaranya mengulas geliat “Wisata Petik Melon” yang dikelola kelompok tani yang didukung penuh oleh Program Kampung Berseri (KBA) ASTRA, yang merupakan pengembangan dari aktivitas KBA yang sebelumnya dijalankan di RT 06, Kelurahan Syamsudin Noor, Landasan Ulin, Kota Banjarbaru.

Support ASTRA di Berbagai Pilar

Penulis berada di area perkebunan

Sebagai Penggerak KBA, Hendri di awal paparannya menyampaikan bahwa untuk setahun terakhir kegiatan dari pihak ASTRA “vakum”. Meski begitu, pria paruh baya ini tidak menampik bahwa bantuan beasiswa dari ASTRA tetap mengalir sampai hari ini.

Manfaat yang paling dirasakan sampai hari ini adalah bantuan beasiswa ASTRA yang diperuntukkan bagi 30-an orang siswa-siswi usia sekolah (SD, SMP, dan SMA) yang berdomisili di wilayah RT 06 dan RT 40 Kelurahan Syamsudin Noor, Landasan Ulin, Banjarbaru. Memang sebelum berkegiatan di RT 40, pihak ASTRA sudah mulai terlebih dahulu di RT 06.

Menurut pemahaman Hendri, dukungan kegiatan ASTRA di perkebunan hortikultura pada Kelompok Tani “Ngudi Rahayu” semacam CSR (Corporate Social Responsibility) dari pihak ASTRA – sebagai sebuah perusahaan untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat.

Hendri berkisah, sampai hari ini kelompok tani di Kelurahan Syamsudin Noor pernah dibantu oleh dana CSR dari beberapa perusahaan swasta maupun BUMN, diantaranya PT. Angkasa Pura dan Pertamina. Sedangkan untuk RT 40 yang digerakkannya, mendapat bantuan CSR dari PT. ASTRA.  Khusus di RT 40 sendiri, sekitar 50% dari warganya berprofesi sebagai petani. Adapun jumlah petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Ngudi Rahayu mencapai 33 orang.

Sembari menerawang jauh, Hendri mengingat kembali setiap peristiwa bermakna yang dialaminya bersama ASTRA. Pihak ASTRA pernah membantu pengadaan bibit melon dan pelestarian lingkungan, juga men-support berbagai even perayaan hari besar dan nasional; salah satunya adalah Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia. Selain itu, pihak ASTRA juga membantu pengadaan seperangkat alat musik hadroh habsyi untuk kelompok ibu-ibu. Pihak ASTRA sendiri sudah bekerjasama dengan Kelompok Tani Ngudi Rahayu selama 4 tahun terakhir.

Dari keempat pilar yang ada (pendidikan, UMKM, kesehatan, dan lingkungan), pihak ASTRA menyediakan jadwal atau schedule tahunan yang sudah teratur untuk setiap tahunnya. Semua itu dapat dijalankan dengan baik sesuai rencana.

Khusus untuk obyek “Wisata Petik Melon” di kawasan RT 40, pihak ASTRA membantu pembangunan gapura masuk yang wujud bangunannya tampak estetik dan elegan, seperti candi dengan logo buah melon yang mencolok berwarna hijau tua.

Keberlanjutan “Wisata Petik Melon”

Gerbang “Wisata Petik Melon” Bantuan ASTRA

Kawasan lahan yang dikelola Kelompok Tani Ngudi Rahayu menjadi sentra perkebunan melon di Kota Banjarbaru. Selain melon, juga ada beragam jenis tanaman holtikultura yang dikembangkan, di antaranya cabe rawit, cabe keriting, mentimun, kacang panjang, tomat, kembang kol, dan bawang prei. Dalam kesehariannya, kelompok tani ini didampingi oleh PPL (Petugas Penyuluh Lapangan) dari UPT BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Landasan Ulin.

Hasil perkebunan setempat selain dijual melalui tengkulak, juga dijadikan sebagai obyek wisata petik melon. Hendri menuturkan, kegiatan wisata petik melon ini dilaksanakan ketika harga melon di pasaran anjlok. Hal tersebut dilakukan untuk menutupi biaya produksi dan pengelolaan lahan. Jika harga melon terlalu rendah, maka para petani bisa merugi, karena hasil penjualan yang didapatkan tidak mampu menutupi biaya pengeluarannya.

Di sini setiap saat bisa dilaksanakan panen melon dan tanaman hortikultura lainnya; dengan kata lain panen bisa dilakukan sepanjang tahun. Sehingga dalam pelaksanaannya di lapangan, para petani menanam melon dan tanaman hortikultura  lainnya secara bergantian. Pola tanam secara bergantian ini disebabkan karena pihak tengkulak tidak mampu menampung hasil produksi pertanian secara keseluruhan, bila para petani melakukan pola tanam seragam dalam satu kali musim tanam.

Khusus untuk budidaya melon, sejak masa tanam hingga panen memerlukan waktu 60 hari atau sekitar 2 bulan. Adapun harga jual rata-rata melon di tangan tengkulak Rp7.000,- perkilonya. Sedangkan saat digelar wisata melon, harga perkilonya bisa mencapai Rp8.000,- hingga Rp10.000,-

Saat wisata berlangsung, para pengunjung bisa menikmati pemandangan perkebunan melon secara langsung, melakukan pemilihan dan pemetikan melon sesuai keinginan masing-masing.

Bermula Saat Pandemi Covid-19

Balai Pertemuan Kelompok Tani “Ngudi Rahayu” RT 40 KBA Syamsudin Noor, Banjarbaru

Untuk memaksimalkan jumlah kunjungan pada area wisata petik melon, Hendri memanfaatkan jejaring media sosial untuk melakukan promosi melalui grup-grup WhatsApp. Biasanya para kepala desa, lurah, ketua RT maupun RW sangat mendukung sekali, dan meneruskan informasi tersebut kepada warganya masing-masing. Selain itu, Dinas Pertanian juga sangat mendukung promosi wisata di sini.

Dibukanya wisata petik melon ini bermula dari pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan dunia. Kala itu nyaris tidak ada pembeli yang datang ke kawasan perkebunan ini. Sedangkan bila telah tiba saatnya untuk dipanen, maka pelaksanaannya tidak bisa ditunda.

Pada saat itu Hendri dan anggota kelompok tani setempat terinspirasi dari “Wisata Petik Jeruk” yang lokasinya berada tak jauh dari kawanan perkebunan melon milik warga RT 40.

Saat pertama kali dibuka, antusiasme pengunjung luar biasa dan meledak, sebab banyak orang yang rupanya penasaran dan ingin menikmati nuansa petik melon dengan tangan sendiri. Para pengunjung tidak hanya berasal dari kota/kabupaten terdekat, misalnya Banjarmasin atau Banjar; melainkan juga dari kabupaten yang letaknya jauh, seperti Sungai Danau. Ketika itu pengunjung wajib memakai masker sesuai dengan ketentuan PSBB yang diberlakukan pemerintah.

Khusus untuk area perkebunan yang dijadikan kawasan wisata petik melon, maka para petani akan melakukan pembersihan lahan dari rumput atau semak, juga menutup kubangan tanah yang becek, agar para wisatawan yang berkunjung merasa nyaman dan betah. Sebab pada umumnya para pengunjung yang datang ke sini mengenakan pakaian yang rapi dan bersih, seperti kostum yang pada umumnya dipergunakan untuk berkunjung ke suatu obyek wisata. Untuk menyambut kehadiran para tamu, akan dipasang umbul-umbul dan tenda. Bila suatu area hasil melonnya sudah habis terjual, maka akan pindah ke area lain yang siap panen. Para pengunjung tidak dikenakan tarif masuk ke obyek wisata. Mereka hanya membayar sejumlah melon yang dibeli. Setiap hari rata-rata melon yang terjual melalui wisata petik melon ini sebanyak 1 hingga 3 kuintal. Sedangkan pada akhir pekan atau saat liburan, penjualan melon bisa mencapai 1 sampai 1,5 ton perhari.

Bertanam Melon Itu Tak Mudah

Tanaman Cabe Keriting Sebagai Tanaman Alternatif Ketika Tidak Menanam Melon

Melalui pengalaman yang telah ditimbanya selama ini, Hendri mengakui bahwa untuk bertanam melon memerlukan “perlakuan khusus” agar hasilnya maksimal dan sesuai harapan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kerugian di kalangan petani, sebab biaya yang harus dikeluarkan lebih besar jika dibandingkan dengan budidaya tanaman hortikultura lainnya.

Hendri mewanti-wanti, jika petani belum menguasai ilmu budidaya melon, sebaiknya tidak coba-coba, daripada merugi. Karena dalam praktiknya di lapangan, budidaya melon ini mempunyai tingkat kegagalan yang lebih tinggi. Bagi Hendri, proses merawat melon ini ibarat merawat seorang bayi; sehingga perlakuan yang diberikan harus sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Ada saatnya untuk memupuk, melakukan seleksi buah, menggantung buah, dan sebagainya. Jika setiap ketentuan yang ada tidak dipenuhi dengan baik, maka hasil panen melon tidak akan maksimal.

Papan Nama Balai Pertemuan Kelompok Tani “Ngudi Rahayu”

Problem Terbesar dan Pesan untuk Pemerintah

Bantuan Alat Pertanian dari Pemerintah

Melalui kisahnya, Hendri menyampaikan bahwa problem terbesar yang harus dihadapi kelompok taninya berhubungan dengan penjualan hasil produksi pertanian. Apalagi dalam beberapa kesempatan, harga produk pertanian yang dihasilkan kelompoknya tidak sesuai harapan atau di bawah standar. Hal tersebut disebabkan karena adanya produk pertanian serupa yang masuk dari Jawa, Sulawesi, atau wilayah lainnya; sehingga akan mempengaruhi harga jual produk pertanian setempat.

Hendri sangat berharap kepada Pemerintah Kota Banjarbaru agar memperhatikan hal di atas, agar kesejahteraan para petani di wilayah ini bisa meningkat. Menurut Hendri, saat ini harga cabe keriting jatuh sejatuh-jatuhnya. Pihak petani sendiri tidak mempunyai pilihan lain selain melakukan panen, sebab jika tidak dipanen maka cabe keriting akan busuk di pohon.

Perlu dicatat, untuk melaksanakan panen di lapangan, diperlukan tenaga kerja untuk membantu proses panen, sehingga upah kerjanya pun harus diperhitungkan. Sementara saat ini harga cabe keriting sekitar Rp5.000,- sampai Rp6.000,- rupiah per kilonya. Di tahun-tahun sebelumnya, kejadian ini tidak pernah dialami oleh kelompoknya.

Hendri berkisah, di tahun 2024 ini terjadi kemarau panjang yang cukup parah; ibarat pepatah lama, “Sudah jatuh tertimpa tangga pula.” Untuk itu Hendri berpesan kepada Pemerintah, Dinas Perdagangan, dan pihak terkait lainnya supaya mengambil kebijakan terbaik dan berpihak kepada petani setempat. Jika di kawasan Banjarbaru sendiri sedang panen raya, maka impor produk hasil pertanian dari wilayah lain perlu dipertimbangkan atau dibatasi sedemikian rupa, agar tidak merugikan petani di Banjarbaru. Sebab para petani sangat memerlukan jaminan demi keberlangsungan usaha pertaniannya di masa mendatang.

Biaya pengolahan tanah di wilayah Banjarbaru sendiri memerlukan biaya yang lebih besar dibandingkan wilayah lainnya, sebab kondisi tanah asam, sehingga perlu perlakuan khusus agar bisa ditanami dengan baik.

Persemaian Bibit Tanaman

Harapan Masa Depan Pertanian Berkelanjutan

Lahan yang Ditanami Kacang Panjang

Untuk mendukung aktivitas para petani di RT 40, kelompok tani ini mempunyai Koperasi “Ngudi Rahayu” yang mampu memenuhi kebutuhan anggotanya. Berdirinya koperasi ini merupakan hasil partisipasi seluruh anggotanya; dari anggota, oleh anggota, dan untuk anggotanya. Para petani pun bisa melakukan simpan pinjam di koperasi ini.

Setiap anggota kelompok tani pun mendapat bantuan subsidi pupuk dari Pemerintah Kota Banjarbaru setiap tahunnya. Pemerintah melalui Dinas Pertanian juga memfasilitas dan memberikan bantuan berupa alat-alat pertanian yang lengkap. Selain itu, bantuan berupa dana pun diberikan untuk mendukung aktivitas bertani warga di RT 40 ini. Jika suatu kelompok tani aktif berkegiatan, maka pengajuan proposal untuk mendapatkan bantuan alat-alat pertanian akan disetujui.

Patut disadari, dari tahun ke tahun jumlah lahan pertanian akan selalu berkurang, dan berganti menjadi pemukiman penduduk atau jenis usaha lainnya. Hendri dan para petani di RT 40 ini menggarap lahan pertanian dengan sistem “pinjam pakai”. Biasanya para petani berkewajiban untuk membayar pajak tanah yang mereka garap. Bila panen, maka para petani biasanya memberikan sebagian hasilnya secara sukarela kepada pemilik tanah.

Di akhir perbincangan, Hendri berharap kiranya Pemerintah Kota Banjarbaru memberikan bantuan agar para petani bisa menggarap lahan pertanian miliknya sendiri, agar keberlangsungan kegiatan bertaninya dapat lebih terjamin di masa mendatang. Para petani adalah “pejuang ketahanan pangan” yang patut mendapatkan dukungan dari pemerintah; sebab status lahan di tempat ini dari tahun ke tahun bisa berubah, misalnya saja dari wilayah hijau (untuk pertanian dan perkebunan) menjadi wilayah kuning (untuk perumahan atau pemukiman). Jika perhatian ini tidak diberikan, maka sangat dikhawatirkan status “petani” ini hanya akan tinggal nama saja di suatu hari nanti.

Mengabdi untuk Masyarakat dan Seni Mengolah Hidup

Segarnya Buah Mentimun yang Dipetik Langsung dari Kebun

Meski Hendri asli Jawa, namun dirinya lahir di Tapin, Kalimantan Selatan. Dahulu kakek buyutnya ikut transmigrasi yang dicanangkan oleh Pemerintah di era 1960-an silam.

Kesibukan Hendri sehari-hari tidak bisa diprediksi atau ditentukan. Selain sebagai Ketua RT, dirinya juga didapuk sebagai sekretaris kelompok tani, sekaligus mengurus lahan perkebunan miliknya. Di malam hari, Hendri bekerja di salah satu hotel di Kota Banjarmasin.

Kisah awal ketertarikannya di dunia pertanian terbilang unik. Pada waktu itu dirinya kerap berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh. Oleh salah seorang sahabatnya, Hendri kemudian diperkenalkan dengan dunia pertanian, dengan jargon “olahraga yang menghasilkan.” Berbekal izin untuk menggarap lahan tidur yang ada, maka karirnya sebagai petani pun mulai ditekuni dari tahun yang satu ke tahun berikutnya.

Dari proses belajar dari nol, Hendri kemudian “ketagihan” untuk melanjutkan aktivitas bertaninya, sebab hasilnya cukup menggiurkan dan dapat membiayai istri dan ketiga anaknya yang masih bersekolah.

Hendri mengaku memperoleh pengalaman hidup yang berharga melalui aktivitas bertani yang ditekuninya. Dirinya pun belajar untuk menyerahkan hidup secara total kepada Sang Pemberi Hidup. Manusia dapat saja berencana, namun hasil akhirnya akan sangat bergantung kepada kehendak Yang Maha Kuasa. Hendri menyebut bahwa dirinya sendiri banyak mengalami “kejutan” yang tak pernah ia duga sebelumnya. Dari dunia pertanian, Hendri yang berkecimpung sejak 2017 lalu ini telah menimba seni mengolah hidup yang mengajarkannya makna kesabaran, keikhlasan, dan sikap tawakal. Dengan bertani, seseorang bisa mengalami kedalamai batin dan bebas dari stres.

#anugerahpewartaastra2024

#satuindonesia

#wisatapetikmelon

#kbasyamsudinnoor

#landasanulin

#hendriwibowo

#tanamanhortikultura

Post Views: 77
Blog Galeri Karya agrowisatakebunrakyatkelurahansyamsudinnoorlandasanulinlombapewartaastraperkebunanpetikmelonpewartaastra2024

Navigasi pos

Previous post
Next post

Related Posts

Maksimalkan Potensi Anak dengan Gejala Disleksia

Posted on Desember 12, 2024Maret 9, 2025

Cover depan buku Disleksia: “Bukan Bodoh, Bukan Malas, Tetapi Berbakat” (Sumber: https://gpu.id/book/89846/disleksia) Di lingkungan sekitar atau dalam banyak kesempatan, barangkali pernah kita jumpai beberapa anak yang tampak kesulitan mengeja kata, membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan suara orang lain. Kesulitan yang sifatnya kompleks ini dalam dunia kedokteran disebut ‘disleksia’ Gejala disleksia…

Read More

Bagian 8. TAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK MEMULAI

Posted on Februari 14, 2025Maret 9, 2025

Untuk mendapatkan ide menulis itu kadang mudah, tapi juga terkadang susah. Tak jarang ketika menulis, tiba-tiba saja ide di kepala terasa macet. Ketika mau lanjut, rasa malas mulai mendera. Ah, jadi makin ogah untuk melanjutkan proses menulisnya. Kurang lebih mungkin demikianlah gambaran perasaan seorang penulis di suatu ketika. Tapi, sssttttt…….

Read More

On Eternal Patrol KRI Nanggala 402: Doa Terbaik Untukmu…

Posted on Oktober 23, 2023

Sumber gambar: Tangkapan Layar Instagram.com/@adji_copoo   On eternal patrol KRI Nanggala 402, demikian ungkapan kalimat untuk menjelaskan keberadaanmu saat ini Tercatat 21 KRI berpacu dengan waktu, Sembilan negara tawarkan bantuan demi menemukanmu kembali   KRI Nanggala 402, “Si Monster Bawah Laut” adalah julukan untukmu Dirimu adalah kapal selam digdaya milik…

Read More

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cari

Arsip

  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • Juli 2024
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • Februari 2021
  • Januari 2021

Hubungi :

Bila ada hal-hal yang ingin ditanyakan atau ingin memberikan masukan untuk membangun situs ini, silakan menghubungi email yang ada atau melalui media sosial yang tercantum pada laman ini.

Banjarmasin, South Borneo, Indonesia
gurudionindonesia@gmail.com
©2025 Guru Dion Indonesia | WordPress Theme by SuperbThemes