Dream Comes True

Berjumpa dengan Gol A Gong hari ini bersama 19 penulis terpilih dalam kegiatan Duta Baca Indonesia 2024 di Cafe Literasi Waka 7, Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Darpusda) Kota Banjarbaru, Kamis, 5 September 2024, menjadi momen spesial dan tak akan pernah terlupakan. Istilah kekiniannya, “dream comes true!”

Saya pribadi sudah mengenal karya Gol A Gong  sejak usia remaja di era 90-an silam. Di zaman itu kepopuleran novel “Balada si Roy” karya Gol A Gong berjalan seiring sejalan dengan novel bergenre remaja lain yang juga terkenal berjudul “Lupus”.

Saat novel “Balada si Roy” diangkat ke layar lebar di 2022 lalu, saya sangat senang menyambutnya; karena rentang waktu yang menjadi latar belakang di film ini adalah era 80 dan 90-an. Dengan menonton film ini, saya seperti diajak jalan-jalan menembus ruang dan waktu sekaligus bernostalgia dan mengingat masa-masa anak-anak SMA di zaman itu. Banyak peristiwa memorable di zaman itu yang kini sepertinya tak dialami atau sulit dialami oleh generasi Alpha.

Boro-boro ada gawai atau HP, anak-anak remaja di zaman saya dulu tidak mengenal yang namanya Internet. Semua masih bersifat konvensional, namun justru di situ letak keistimewaan dan keindahannya.

Siang ini, saat Gol A Gong berkisah tentang Serang dan Banten, secara spontan ingatan saya dibawa kembali untuk mengingat kisah dalam novel “Balada si Roy” yang menjadikan dua kota ini sebagai bagian dari kisah-kisahnya.

Materi yang saya terima dalam pelatihan kepenulisan selama 2 jam ini sangat menarik. Teknik menulis feature perjalanan dengan cara yang disampaikan Gol A Gong, semakin membuka wawasan saya tentang dunia menulis.

Meski sudah lumayan lama bergelut dalam dunia kepenulisan, namun jujur saya akui bahwa teknik menulis yang kerap saya terapkan masih bersifat resmi, dan mungkin akan terkesan kaku bagi sebagian pembacanya. Materi bertajuk “Menulis Potensi Lokal Kalimantan Selatan”, kali ini terasa nyambung dengan materi yang pernah saya timba bersama 15 peserta terseleksi dalam ajang ILPN (Inkubator Literasi Pustaka Nasional) di 2022 lalu. Kala itu saya mendapatkan ilmu tentang teknik menulis esai yang juga berbasis kearifan lokal.

Dalam waktu dua minggu,  saya berusaha menyempurnakan lagi tulisan feature perjalanan yang sudah saya rampungkan draf-nya. Saya menyempurnakan tulisan tersebut, dengan menerapkan teknik penulisan feature perjalanan yang sudah diajarkan Gol A Gong hari ini.

Terima kasih kepada Duta Baca Indonesia, Perpustakaan Nasional RI, Pemko Banjarbaru, Darpusda Kota Banjarbaru, dan Cafe Literasi Waka 7.

Terima kasih kepada Ibu Hudan Nur dan Ibu Nurul Asmayani yang telah berbagi pengalaman berliterasinya yang sangat menginspirasi.

Dan tak berlebihan adanya jika pelatihan kepenulisan ini mengusung jargon, “Membaca itu Sehat, Menulis itu Hebat.”

Btw, setelah saya amati, ternyata gaya rambut saya mirip dengan Bang Gol A Gong,  ya?! Hehehe…

(Dionisius Agus Puguh Santosa)

CATATAN :

Tulisan juga dimuat di situs Gol A Gong, Duta Baca Indonesia, di alamat tautan:

Dream Comes True