Skip to content
Guru Dion Indonesia
Guru Dion Indonesia
  • Home
  • Dunia Menulis
  • Komputer
  • Galeri Karya
Guru Dion Indonesia
Guru Dion Indonesia

Jika Anda Berusia 40 Tahunan, Pasti Mengenal Buku Legendaris yang Satu Ini!

Posted on Oktober 23, 2023 By gurudionindonesia

Mereka yang menempuh pendidikan sekolah
dasar sekitar tahun 80-an hingga 90-an, tentu sangat familiar dengan buku
pelajaran Bahasa Indonesia berjudul “Belajar Membaca dan Menulis” dan
seri berikutnya, terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Departemen P
dan K) dan PN Balai Pustaka.

 

Buku Legendaris yang Menginspirasi

Betapa tidak, buku pelajaran ini telah
menjadi buku wajib bagi seluruh pelajar sekolah dasar di Indonesia pada umumnya;
dari kota hingga ke desa, hingga ke pelosok perkampungan.

Dan saya sendiri mulai berkenalan dengan
buku ini saat mulai duduk di bangku sekolah dasar pada Tahun Ajaran 1985/1986.
Kala itu nama saya terdaftar sebagai salah satu siswa kelas 1 di SDN Ngrayung
Plumpang I.

Melalui Ibu Wali Kelas saya, saya
diperkenalkan dengan 5 tokoh utama yang terdapat dalam buku ajar ini. Nama-nama
mereka begitu terkenal dan bahkan sampai hari ini tentu masih diingat oleh
mereka-mereka yang saat ini rata-rata telah berusia kepala empat. Kelima tokoh
dimaksud adalah: Budi, Iwan (adik Budi), Wati (kakak Budi), Ibu Budi, dan Bapak
Budi.

Karena hampir setiap hari berkutat
dengan buku tersebut, maka buku ini kemudian menjadi salah satu buku kesayangan
yang saya miliki kala itu.

Pada masa itu semua siswa mendapat
pinjaman buku tersebut dari sekolah secara gratis. Karena merupakan buku
pinjaman, maka akhirnya buku tersebut harus dikembalikan ke pihak sekolah
apabila masa pakainya telah usai.

Berkat kehadiran buku legendaris inilah,
saya kemudian menjadi “cinta mati” dengan pelajaran Bahasa Indonesia.
Dan saat menjadi guru pun, saya lagi-lagi mendapat kesempatan untuk mengajarkan
pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa-siswi yang saya dampingi.

Selama tiga tahun ajaran berturut-turut,
saya mengajar Bahasa Indonesia untuk jenjang kelas 2 dan kelas 3 sekolah dasar.
Selanjutnya selama 2 tahun ajaran berikutnya, saya diberikan kepercayaan untuk
mengajarkan Bahasa Indonesia di jenjang kelas 7, 8, dan 9 di sekolah menengah
pertama.

Pun selama pandemi Covid-19 melanda,
saya pun mendapat kesempatan ekstra mengajarkan Bahasa Indonesia untuk jenjang
SMP melalui Siaran Wadah Belajar (Wajar) di Radio Suara Banjar.

Oiya, jika saya telusuri kembali,
keberadaan sekolah saya pada zaman dahulu yang saya kisahkan di atas, ternyata
masih ada sampai sekarang. Namanya tetap SD Negeri Ngrayung, beralamat di Jalan
Ngrayung Plumpang, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur.

Jika teringat pengalaman manis semasa
kanak-kanak di SDN Ngrayung I ini, perasaan saya tiba-tiba mengharu biru
manakala mengingat dinding-dinding bangunan sekolah yang kala itu hanya terbuat
dari papan kayu. Dindingnya dicat warna putih dengan gamping atau
batu kapur yang dilarutkan sedemikian rupa dengan air.

Halaman sekolah ini hanya terdiri dari
hamparan pasir berwarna hitam bercampur pasir pantai. Di halaman sekolah inilah
saya dan teman-teman waktu itu menghabiskan waktu untuk bermain sepak bola atau
permainan sederhana lainnya khas zaman itu.

 

Buku Kesayangan dan Oleh-Oleh Ayah

Saya barangkali termasuk salah satu
siswa yang beruntung, karena bisa memiliki buku tersebut dan menjadikannya
koleksi berharga pada masanya.

Dan keberuntungan tersebut bisa saya
alami karena perhatian Ayah saya yang di kemudian hari membelikan buku-buku
seri ” Belajar Membaca dan Menulis” itu saat Ayah pergi ke kota.

Saya tidak ingat persis di mana Ayah
membelikan buku-buku tersebut, barangkali di Kota Tuban atau bisa juga di Kota
Surabaya. Yang pasti, setiap Ayah pulang dari dinas luar kota, selalu
membelikan oleh-oleh untuk saya dan adik saya di rumah.

Selain buku pelajaran, Ayah juga
biasanya membelikan majalah anak-anak, diantaranya “Bobo” atau
“Ananda”. Selain itu Ayah juga kerap membelikan kami baju dan celana
baru serta aneka camilan yang menjadi kesukaan kami pada masa itu.

Dan sepulang Ayah dari luar kota, malam
harinya saya bisa menebak peristiwa apa yang akan terjadi, pun di malam-malam
berikutnya setelah itu. Ya, Ayah pasti akan mulai membacakan dongeng dari
majalah anak-anak terbaru yang Ayah beli di kota.

Karena baru duduk di kelas 1 sekolah
dasar, maka saat itu saya belum bisa memahami dengan baik aneka dongeng yang
terdapat pada majalah anak-anak tersebut. Apalagi pada masa itu, segala
sesuatunya masih sangat terbatas.

 

Tinggal di Tengah Masyarakat Pedesaan
Tradisional

Desa Ngrayung termasuk salah satu desa
yang pada zaman itu masih kental dengan kehidupan masyarakatnya yang serba
tradisional.

Hanya segelintir warganya yang memiliki pesawat
televisi hitam putih, sedangkan jumlah warga yang memiliki pesawat radio pun
bisa dihitung dengan jari.

Keluarga saya termasuk beruntung karena
bisa memiliki sebuah pesawat televisi hitam putih merk “Nasional”
buatan PT. National Panasonic Gobel berukuran 14 inchi.

Pada malam-malam tertentu, saat ada
gelaran Wayang Orang, rumah kediaman kami akan kedatangan para tetangga yang
ikut serta menonton acara tersebut.

Suasana riuh rendah pun tercipta begitu
saja. Dan jika saya perhatikan, para warga di sekitar rumah tampak begitu
menikmati sajian acara itu, bak sedang menonton layar tancap gratisan.

Romansa masa lalu memang tak akan pernah
habis untuk dikisahkan kembali.

Banjarmasin, 17 Mei 2021 

Konten ini telah tayang di
Kompasiana.com dengan judul “Jika Anda Berusia 40 Tahunan, Pasti Mengenal
Buku Legendaris yang Satu Ini!”, Klik untuk baca:

https://www.kompasiana.com/agus-puguh-santosa/60a152578ede4830e00a9802/jika-anda-berusia-40-tahunan-pasti-mengenal-buku-legendaris-yang-satu-ini

Post Views: 50
karya tulis populer opini

Navigasi pos

Previous post
Next post

Related Posts

Hati-Hati Menulis Opini, Jangan Sampai Jatuh Ke Jurang Hoaks yang Dalam!

Posted on Februari 5, 2021

  Puluhan Jurnalis di Magelang Mendeklarasikan Perang Melawan Hoaks (Sumber gambar: https://jogja.tribunnews.com) Oleh: Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MM Dewasa ini perkembangan media massa, media sosial, dan beragam platform lainnya terjadi begitu pesatnya. Bukan tidak mungkin di suatu ketika kita pernah mengalami peristiwa dimana awalnya kita bermaksud menuliskan opini di…

Read More

Lingkungan Kerja Toksik Itu Pasti Ada, Menjadi Toksik Itu Pilihan!

Posted on Oktober 23, 2023

Ilustrasi Lingkungan Kerja Toksik (Sumber foto: https://ekbis.sindonews.com/) Memang yang namanya untung tak selalu dapat diraih, malang pun tak selalu dapat ditampik. Jika Anda menjumpai lingkungan kerja yang toksik, maka melalui tulisan ini ada beberapa kemungkinan yang bisa Anda praktikkan untuk menghindari pengaruh atau dampak buruk dari lingkungan di sekitar Anda….

Read More

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cari

Arsip

  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • Juli 2024
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • Februari 2021
  • Januari 2021

Hubungi :

Bila ada hal-hal yang ingin ditanyakan atau ingin memberikan masukan untuk membangun situs ini, silakan menghubungi email yang ada atau melalui media sosial yang tercantum pada laman ini.

Banjarmasin, South Borneo, Indonesia
gurudionindonesia@gmail.com
©2025 Guru Dion Indonesia | WordPress Theme by SuperbThemes