Skip to content
Guru Dion Indonesia
Guru Dion Indonesia
  • Home
  • Dunia Menulis
  • Komputer
  • Galeri Karya
Guru Dion Indonesia
Guru Dion Indonesia

Mau Nulis Nggak Punya Ide? Ke Laut Aja!

Posted on Februari 4, 2021 By gurudionindonesia

 

Mau Nulis Nggak Punya Ide, Ke Laut Aja!

(Sumber gambar: https://www.geotimes.co.id)

Oleh:
Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MM


Sebagian orang tentu
pernah mengalami, tiba-tiba
nggak
punya
ide manakala diminta menulis. Untuk menghibur mereka-mereka ini,
sebagian sahabat ada yang berujar demikian, “Nulis itu
nggak
perlu
ide
kok.
Kalau mau menulis ya nulis
aja!”
tegas mereka sembari tersenyum ringan.

Apa
memang benar bahwa menulis itu tidak memerlukan ide? Apakah realistis
jika kita ingin membeli sesuatu di sebuah toko, kita tidak memerlukan
uang untuk membayar sejumlah harga atas barang yang kita inginkan
tersebut?

Tentu
kita semua sudah tahu jawaban pastinya. Jika ingin membeli barang di
toko, ya wajib membawa uang, titik! Andai kita tidak membawa uang,
tentu si pemilik toko tidak akan memberikan izin kepada kita untuk
membawa pulang barang dagangannya dengan cuma-cuma. Benar, bukan?

Maka
analogi yang sama juga bisa kita terapkan dalam dunia kepenulisan.
Jika kita tidak mempunyai ide, tentu tidak mungkin kita akan
menghasilkan sebuah tulisan, titik! Bila ada orang yang berpendapat
bahwa ide bukan segalanya dalam aktivitas menulis; tentu kita patut
mengajukan pertanyaan kepada mereka-mereka ini: “Memangnya yang
kita tuliskan itu bukan ide namanya?”

Sampai
di sini para pembaca akan memahami bahwa ide adalah sesuatu yang
harus kita sediakan sebelum kita melakukan kegiatan menulis. Menulis
tanpa ide ibarat berperang tanpa senjata. Menulis tanpa ide juga bisa
diibaratkan seperti memancing tanpa umpan dan kail, lalu hasilnya
apa?

Berbicara
masalah ide; tentu bisa menjadi sesuatu yang mudah, namun justru akan
menjadi sesuatu yang menyusahkan bagi sebagian orang. Sehingga
kemudian muncul kejadian dimana kita merasa tidak mempunyai ide
ketika diminta menulis.

Jika
direnungkan kembali, sebenarnya yang dinamakan ide itu sederhana
saja. Tidak perlu jauh-jauh ke bulan untuk memetik ide yang kita
inginkan. Pun kita tidak usah dalam-dalam menyelam ke Samudera
Pasifik bila ingin mendapatkan ide untuk menulis. Cukup duduk dengan
tenang di atas kursi kita masing-masing, seduhlah teh atau kopi
sesuai dengan selera masing-masing, hidangkan pisang goreng atau
makanan kecil yang kita sukai, dan ide itu pun akan hadir dengan
sendirinya!

Saya
yakin bahwa di antara pembaca tulisan ini akan mengatakan bahwa apa
yang saya sampaikan tidak masuk akal atau hanya bualan semata! Apa
benar tidak masuk akal dan hanya bualan semata? Di mana tidak masuk
akalnya dan di mana unsur membualnya?

Apa
yang saya ungkapkan di atas adalah sungguh pengalaman nyata yang saya
alami ketika saya hendak menulis. Mungkin di antara Anda ada yang
melontarkan pertanyaan selanjutnya kepada saya, “Mengapa cukup
duduk santai, minum teh atau kopi, ditemani pisang goreng atau
makanan kecil kesayangan? Apakah ada jaminan bahwa kita akan
memperoleh ide yang kita harapkan?”

Pertama-tama
perlu saya sampaikan tentang ide yang sebenarnya bisa kita temukan di
mana saja dan kapan saja, atau dengan setiap orang yang kita temui,
ide pun akan dengan mudah kita raup tak terbatas adanya! Justru yang
sebenarnya dialami oleh banyak orang yang merasa kesulitan menemukan
ide adalah suatu kondisi dimana pikiran mereka “terkungkung” oleh
pendapat bahwa ide harus ditemukan di suatu tempat atau ide harus
didapatkan pada waktu tertentu.

Kedua,
ide bisa berupa apa yang kita pikirkan saat itu, apa yang sedang
mengganggu pikiran kita, apa yang sedang meledak-ledak dalam emosi
kita, apa yang sedang menerpa diri kita, apa yang sedang kita lihat
di suatu ketika, dan seterusnya. Ya, sesederhana itu memang yang
namanya ide!

Ketiga,
ide sifatnya mudah hilang, menguap, dan terhapus dari memori kita.
Maka dari itu untuk menjaganya kita dapat membiasakan diri untuk
mencatat setiap ide yang berkelebat di pikiran kita. Catat dan catat
saja, selanjutnya ide yang sudah berhasil kita dokumentasikan dapat
kita olah lebih lanjut untuk menjadi sebuah tulisan; bahkan tidak
menutup kemungkinan akan menjadi sebuah buku atau buku berseri yang
dapat diterbitkan secara kontinyu dan berkelanjutan.

Keempat,
jika seseorang merindukan mendapatkan “ide asli”, maka dia akan
mudah menjadi kecewa dan berputus asa. Karena dari semua tulisan yang
sudah ada sebenarnya adalah interpretasi atau pengungkapan berbagai
ide yang sudah pernah dibahas oleh para penulis sebelumnya. Yang
membedakan hanyalah cara untuk mengungkapkan ide yang sama itu
menjadi tulisan atau artikel yang berbeda di hadapan pembaca. Tentu
alasan sederhananya adalah supaya kita tidak mendapatkan label
sebagai plagiator atau penjiplak ulung!

Kelima,
yang jelas dan pasti, ide bisa menjadi sesuatu yang sangat-sangat
sederhana dan berada di sekitar kita. Misalnya saja, “secangkir
kopi tanpa gula”. Ya, secangkir kopi tanpa gula jika kita bahas dan
ulas sedemikian rupa akan menjadi bacaan bernas dan menarik bagi para
pembaca tulisan kita.

Sampai
di sini, masihkah Anda tidak percaya bahwa untuk mendapatkan ide kita
cukup duduk dengan tenang di atas kursi kita masing-masing, sembari
menikmati seduhan teh atau kopi hangat, ditemani sepiring kecil
pisang goreng atau kudapan yang menggugah selera, dan ide itu pun
akan hadir dengan sendirinya…

Banjarmasin, 4 Februari 2021

Post Views: 40
barang bulan Dunia Menulis ide ide asli ke laut aja kopi Lomba Menulis PGRI Bulan Februari 2021 makanan kecil memetik ide Menulis pisang goreng Samudera Pasifik teh uang

Navigasi pos

Previous post
Next post

Related Posts

Kapan Saya Akan Berhenti Menulis?

Posted on Januari 31, 2021

Perempuan Penulis Sebagai Ibu yang Merawat Masa Depan (Sumber ilustrasi: https://www.goodnewsfromindonesia.id) Oleh: Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MM Hidup terus berputar. Meski yang namanya waktu baru sedetik berlalu, namun sudah banyak perubahan yang barangkali terjadi di sana-sini, tanpa dapat kita amati secara rinci. Itulah hidup dan kehidupan, dan di setiap detiknya…

Read More

Seri Motivasi Menulis Bagi Guru (Bagian 7)

Posted on Juni 15, 2022

  Ilustrasi Menulis dengan Hati di alamat: https://www.islampos.com/mengejar-hati-bahagia-8204/   “Menulislah dari hatimu dan temukan pembaca setiamu,” adalah sebuah komentar yang dituliskan Om Jay menanggapi salah satu artikel saya yang berjudul “Seri Motivasi Menulis Bagi Guru (Bagian 5)” yang mulai tayang pada 14 Juni 2022 lalu. Menulis dengan hati adalah salah…

Read More

Jadi Pembicara “Balita” Itu Asik Aja!

Posted on Februari 26, 2021

Sesi NGUDIK (Ngobrol Urusan Pendidikan) APKS PGRI Kabupaten Banjar (Sumber foto: screenshoot youtube APKS PGRI Kabupaten Banjar) Oleh: Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MM Malam ini saya merasa seperti mimpi kejatuhan bulan, karena didakwa menjadi salah satu narasumber dalam sebuah komunitas menulis yang bernama “Karya Bareng SULTAN PGRI” yang digagas oleh APKS…

Read More

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cari

Arsip

  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • Juli 2024
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • Februari 2021
  • Januari 2021

Hubungi :

Bila ada hal-hal yang ingin ditanyakan atau ingin memberikan masukan untuk membangun situs ini, silakan menghubungi email yang ada atau melalui media sosial yang tercantum pada laman ini.

Banjarmasin, South Borneo, Indonesia
gurudionindonesia@gmail.com
©2025 Guru Dion Indonesia | WordPress Theme by SuperbThemes