Maksimalkan Potensi Anak dengan Gejala Disleksia Posted on Desember 12, 2024Maret 9, 2025 By gurudionindonesia Cover depan buku Disleksia: “Bukan Bodoh, Bukan Malas, Tetapi Berbakat” (Sumber: https://gpu.id/book/89846/disleksia) Di lingkungan sekitar atau dalam banyak kesempatan, barangkali pernah kita jumpai beberapa anak yang tampak kesulitan mengeja kata, membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan suara orang lain. Kesulitan yang sifatnya kompleks ini dalam dunia kedokteran disebut ‘disleksia’ Gejala disleksia untuk setiap anak bisa jadi muncul dengan variasi yang beragam, di usia yang berbeda-beda. Tidak mudah memang untuk memastikan seorang anak bahwa dia mengalami disleksia. Alih-alih mencari tahu secara lebih mendalam, Sebagian orang tua dan guru di sekolah justru memberikan cap kepada anak-anak istimewa ini sebagai “anak bermasalah”! Disleksia, Tak Cukup Hanya Menduga-Duga Di sini kita tidak bisa secara otomatis menuduh bahwa seorang anak mengalami kondisi disleksia seperti ciri-ciri di atas. Penulis buku ini pun berangkat dari pengalaman pribadinya saat ikut mendampingi dua saudara kembarnya yang ketika itu usianya terpaut jauh. Awalnya penulis tidak menyangka bahwa kedua adik kembarnya tersebut ternyata mengidap disleksia. Rasa penasaran bertahun-bertahun akhirnya mendorong dia dan orang tuanya untuk membawa kedua adiknya ke salah satu terapis di Negeri Singa, yang kala itu menjadi satu-satunya ahli terapi disleksia visual di kawasan Asia Tenggara. Disebutkan dalam “Disleksia”: Bukan Bodoh, Bukan Malas, tetapi Berbakat (Penerbit GPU, 2016), kondisi disleksia menyebabkan otak para penderitanya mengalami “cara kerja” yang berbeda dengan otak manusia pada umumnya. Menyelamatkan Masa Depan Penderita Disleksia Jika diselami secara mendalam, disleksia seyogyanya tidak dipandang sebagai sebuah “kelemahan”, namun akan lebih tepat adanya bila kondisi ini dipandang sebagai tuntutan cara belajar yang berbeda. Dengan penanganan yang cepat dan tepat, para penderita disleksia tetap dapat belajar dengan efektif dan memiliki daya tangkap serta kemampuan seperti layaknya mereka-mereka yang normal. Secara umum para penderita disleksia memang mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, dan mengeja; sehingga kepada mereka tidak bisa diterapkan cara belajar membaca dan menulis secara konvensional. Dari banyak penelitian ditemukan fakta menarik bahwa para penderita disleksia ini justru menjadi orang-orang berbakat di berbagai penjuru dunia. Bahkan NASA sendiri mempunyai anggota lebih dari 50% yang mengidap disleksia. Bagi NASA, kemampuan pengidap disleksia ini luar biasa dan di atas rata-rata orang normal pada umumnya. Sangat disayangkan sekali jika “potensi luar biasa” yang dimiliki para pengidap disleksia ini tidak diakomodir dengan penanganan dan terapi yang cepat dan tepat. Tuduhan sebagai anak-anak bermasalah yang kerap disematkan kepada para pengidap disleksia ini, justru akan menjadi momok yang menakutkan sekaligus mengancam masa depan para penderitanya. Mendalami Disleksia dari Pengalaman Nyata Penulis Layout buku ini menarik, dengan komposisi halaman dan huruf warna-warni. Ukuran hurufnya pun bervariasi, sehingga dijamin akan menjadikan betah para pembacanya. Karena penulisan buku ini berangkat dari pengalaman nyata si penulis, maka pembaca diajak untuk menyelami disleksia dari dekat. Meski buku ini tidak terlampau tebal, namun secara isi terbilang padat dan jelas. Kalimat-kalimat yang dimuat pun terasa lugas dan langsung mengulas ke pokok permasalahan, tanpa banyak basa-basi yang berarti. Foto-foto dan ilustrasi yang ditampilkan sangat mendukung untaian narasi yang dipaparkan sejak halaman pertama hingga akhir buku ini. Ketersediaan ilustrasi ini ikut menguatkan makna setiap narasi yang diwakilinya. Dalam salah satu bab di buku ini dimuat bagaimana kesan para pengidap disleksia. Tak sampai di situ saja, penulis juga memuat profil beberapa tokoh atau pesohor dunia yang ternyata adalah pengidap disleksia. Penulis juga tak lupa menyampaikan 9 butir pesan berharga yang sangat meneguhkan dan memotivasi, teristimewa untuk para dislesik (pengidap disleksia). Data Buku Judul: Disleksia Penulis: Olivia Bobby Hermijanto Penerbit: Penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU) Tahun Terbit: 2016 Jumlah Halaman: 172 halaman ISBN: 978-602-03-2373-2 (Dionisius Agus Puguh Santosa)#berkaryadalamdenyutzaman #sewindubincangbuku #bincangbuku #lombaresensisewindubincangbuku #bukugpu #nonfiksigpu Post Views: 110 Blog Galeri Karya bincangbukudisleksiaGPUGramedia Pustaka UtamaLomba Resensi Bukuresensi buku
Ayo Menulis, Jangan Hanya Jago Kandang! Posted on Februari 17, 2021 Lepas Mindset Jadi Penulis Hanya “Jago Kandang” (Sumber foto: https://news.detik.com ) Oleh: Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MM Sebagai penulis pemula atau pun sebagai penulis senior yang mempunyai jam terbang cukup tinggi, ungkapan seperti judul artikel di atas tentu pernah disampaikan kepada kita. Bisa saja, kalimat tersebut terlontar dengan harapan agar kita “berani” menunjukkan… Read More
Bagian 8. TAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK MEMULAI Posted on Februari 14, 2025Maret 9, 2025 Untuk mendapatkan ide menulis itu kadang mudah, tapi juga terkadang susah. Tak jarang ketika menulis, tiba-tiba saja ide di kepala terasa macet. Ketika mau lanjut, rasa malas mulai mendera. Ah, jadi makin ogah untuk melanjutkan proses menulisnya. Kurang lebih mungkin demikianlah gambaran perasaan seorang penulis di suatu ketika. Tapi, sssttttt……. Read More