Menulis dan Tak Menulis: “Apakah Sama?” Posted on Februari 6, 2021 By gurudionindonesia Sampul Buku Karya Bung Karno, Kakek Pramoedya Ananta Tour, dan Tere Liye (Sumber gambar: https://www.goodreads.com, https://kumparan.com, https://gramedia.com ) Oleh: Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MM Masihkah Anda ingat salah satu kata mutiara yang pernah diucapkan Pramoedya Ananta Toer, “Orang boleh pandai setinggi langit, selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”? Atau apakah Anda pernah membaca karya-karya Bung Karno yang legendaris itu, misalnya saja buku yang berjudul “Di Bawah Bendera Revolusi Jilid I dan II”? Atau barangkali Anda pernah membaca tulisan, risalah, pembelaan, dan pidato Bung Karno yang dirangkum Iwan Siswo dalam buku “Panca Azimat Revolusi Jilid I dan II”? Jika Anda pernah membaca salah satu judul buku yang saya sebutkan di atas, saya jamin Anda akan mengalami rasa kagum yang luar biasa. Rasa kagum kepada salah satu Bapak Pendiri Bangsa ini yaitu Dr (HC) Ir. Soekarno atau yang biasa kita sapa dengan nama Bung Karno. Buku “Di Bawah Bendera Revolusi Jilid I” terdiri dari 683 halaman, sedangkan Jilid II untuk judul buku yang sama tebalnya mencapai 455 halaman. Membaca jumlah halaman tersebut, apa yang terpikir dalam benak pembaca selanjutnya? Tentu kita semua pun akhirnya mengakui bahwa Bung Karno adalah salah satu “penulis ulung” kebanggaan Indonesia! Penulis ulung lainnya dimiliki oleh bangsa ini adalah sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Dari hasil penelusuran karya-karya Kakek Pramoedya, sedikitnya ada 50 judul karya yang sudah diterbitkan, meliputi: novel, cerpen, kronik sejarah, dan memoar. Karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing. Melalui beragam karyanya Kakek Pramoedya banyak mengangkat fenomena sosial kemasyarakatan yang terjadi pada masa itu. Beberapa judul buku karya Kakek Pramoedya begitu terkenal. Tidak hanya terkenal di Tanah Air, namun juga telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Beberapa buku dimaksud diantaranya adalah tetralogi “Bumi Manusia”, yang bagian pertamanya telah diangkat ke layar lebar. Kakek Pram telah berkarya sejak 1940-an hingga 2014. Karya-karya Kakek Pramoedya terbilang khas dan unik, karena banyak diantara tulisannya terinspirasi oleh kisah perjuangan dan romantika sejarah yang pernah terjadi di Tanah Air. Bahkan tokoh-tokoh novelnya sungguh-sungguh ditulis berdasarkan tokoh-tokoh yang pernah hidup pada zamannya. Kepiawaian Kakek Pram tak terbantahkan lagi, sebut saja novel “Gadis Pantai”, “Arok Dedes”, “Arus Balik”, dan “Larasati”. Salah satu novelis Indonesia lainnya yang masih terus berkarya hingga sekarang adalah Tere Liye. Tercatat sudah 81 judul buku/novel beredar di pasaran. Karya-karyanya begitu istimewa sehingga selalu ditunggu-tunggu oleh para penggemarnya. Melalui paparan ini saya hendak mengajak para pembaca sekalian untuk menumbuhkan benih-benih “menulis” dalam dirinya masing-masing. Dua orang penulis ulung di atas telah membuktikan kesaktian kata-kata Kakek Pramoedya, bahwa “menulis adalah bekerja untuk keabadian.” Sebagai penulis pemula, jika kita bercermin pada berbagai karya para penulis ulung Indonesia yang namanya begitu harum itu, tentu apa yang bisa kita capai saat ini masih belum ada apa-apanya. Namun bukan berarti kita harus kecewa, karena proses dan perjalanan panjang harus kita jalani dengan tekun dan gembira untuk dapat memetik buah-buahnya berupa “karya nyata” di kemudian hari. Jadi di sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa menulis dan tidak menulis jelaslah tidak sama. Mereka yang rajin dan tekun menulis, akan memiliki sekumpulan karya yang akan tetap hidup di hati para penggemarnya. So, tunggu apalagi?! Menulis dan menulislah saja dan terbitkan karya Anda menjadi buku! Banjarmasin, 6 Februari 2021 Post Views: 57 Bumi Manusia Bung Karno Di Bawah Bendera Revolusi Dunia Menulis ide karya Lomba Menulis PGRI Bulan Februari 2021 Menulis Pramoedya Ananta Toer Tere Liye
Bagian 4. MENULIS DENGAN ATAU (TANPA) REFERENSI Posted on Februari 10, 2025Maret 9, 2025 Ada sebagian orang yang bersikukuh dengan pandangan bahwa menulis itu harus berdasarkan referensi atau bahan bacaan yang memadai. Sebagian lainnya menganggap bahwa referensi itu tidak selalu diperlukan saat kita menulis. Dua pandangan di atas menurut saya tidak perlu diperdebatkan panjang lebar. Sebab bagi saya pribadi, dua-duanya benar, tergantung keperluan kita… Read More
Tulisan yang Terobsesi Menjadi Buku Posted on Februari 19, 2021 Suasana Promo Buku Memperingati 35 Tahun Gramedia Tahun 2020 (Sumber foto: https://batam.tribunnews.com ) Oleh: Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MM Dalam kehidupan ini setiap manusia tentu mempunyai obsesinya masing-masing. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “obsesi” bermakna gangguan jiwa berupa pikiran yang selalu menggoda seseorang dan sangat sukar dihilangkan. Apakah memang benar… Read More
Seri Motivasi Menulis Bagi Guru (Bagian 13) Posted on Juni 21, 2022 Ilustrasi Lomba Menulis Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi di alamat: https://wijayalabs.wordpress.com/ Ini adalah tulisan ketigabelas yang penulis selesaikan untuk menggenapi tantangan Om Jay dalam “Lomba Blog Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi”. Artinya, sebelum ini penulis sudah berhasil menyelesaikan 12 tulisan yang beberapa di antaranya… Read More