Seri Motivasi Menulis Bagi Guru (Bagian 15) Posted on Juni 23, 2022 By gurudionindonesia Menikmati Deburan Ombak Pantai Takisung, Januari 2013 (foto koleksi pribadi) Tentu pernah terbersit di benak Bapak dan Ibu guru semua tentang bagaimana nasib dari setiap tulisan yang kita terbitkan. Setidak-tidaknya ada rasa takut, khawatir, atau tidak percaya diri yang pernah muncul dan menghantui pikiran kita. Benarkah demikian? Menurut penulis pribadi, hal tersebut wajar adanya, apalagi ketika kita baru mulai belajar untuk menulis. Jangankan untuk menulis artikel atau narasi yang panjang-panjang. Untuk menulis status di media sosial pun bagi sebagian orang masih menjadi tantangan tersendiri yang tidak mudah diatasi. Perasaan takut berlebihan atau tanpa alasan menjadi momok tersendiri yang akan selalu menyisakan tanda tanya dan kekhawatiran. Bertahun-tahun yang lalu, penulis pernah mengalami situasi yang penulis gambarkan di atas. Rasa tidak percaya diri seringkali membuat penulis ragu-ragu untuk mengirimkan naskah atau artikel ke media yang menjadi tujuan penulis. Sebagai catatan untuk Bapak dan Ibu guru, juga para pembaca tulisan ini, pada masa-masa itu, segala sesuatu masih bersifat konvensional, nyaris tanpa dukungan teknologi digital seperti sekarang ini. Jika pun jaringan internet sudah tersedia, namun kala itu masyarakat di Indonesia masih mengaksesnya melalui jasa warnet (warung internet) yang menjamur di mana-mana. Namun animo masyarakat untuk terjun di dalamnya masih terbatas, belum semasif apa yang bisa kita amati selama sepuluh tahun terakhir. Sesuai dengan informasi yang disampaikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia (Kemenkominfo), dan dirilis resmi melalui Media Indonesia online pada Maret 2021, dapat diketahui bahwa 89% penduduk Indonesia sudah memergunakan gawai (smartphone). Artinya, terdapat 167 juta orang dari total penduduk Indonesia yang mencapai angka 270-an juta jiwa. Tentu jumlah ini akan mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, apalagi selama pandemi Covid-19 berlangsung, sebagian masyarakat kita lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berkegiatan di rumah atau dari rumah saja untuk memininalisir penyebaran virus Corona. Kembali kepada rasa kurang percaya diri dan kaitannya dengan aktivitas menulis yang penulis singgung di atas, maka dalam artikel “Seri Motivasi Menulis Bagi Guru” kali ini, ada beberapa tips yang ingin penulis bagikan kepada para pembaca sekalian. Tips 1. Menulislah “tanpa beban”. Menulislah seperti saat kita ngobrol dengan orang-orang di sekitar kita. Di saat seperti ini kita bisa mengeluarkan segala isi hati yang kita miliki dengan leluasa, tanpa beban dan tekanan. Tips 2. Menulislah “tentang apa saja”. Banyak topik atau tema yang bisa kita jadikan bahan tulisan yang menarik. Yang perlu kita pikirkan adalah cara pengungkapannya kepada para pembaca. Dengan mengetahui atau menguasai teknik penulisan yang memadai, maka tulisan yang kita hasilkan akan terasa semakin menarik. Tips. 3. Menulislah “sebagai sebuah proses”. Sebagian dari kita mungkin ada yang berkeinginan untuk bisa menulis dengan baik dalam waktu yang singkat atau dengan cara instan. Adapun keinginan ini tidak bisa disalahkan begitu saja, meskipun kita harus ingat kembali bahwa menulis itu adalah sebuah proses. Dalam situasi ini, proses yang dijalani oleh setiap orang akan berbeda-beda. Tips 4. Menulislah dengan “penuh” optimis!. Menulis dengan perasaan optimis akan menghasilkan energi positif melalui tulisan atau artikel yang kita hasilkan. Sebuah artikel yang ditulis dalam balutan perasaan khawatir dan was-was bisa jadi malah akan menghasilkan karya yang memancarkan energi negatif bagi para pembacanya. Semoga 4 tips sederhana di atas dapat dipraktikkan oleh Bapak dan Ibu guru atau pembaca pada umumnya yang saat ini merasa masih berada dalam “tahap awal” belajar menulis. “Teruslah menulis dan menulis dan lihatlah apa yang terjadi nanti!” Banjarmasin, 24 Juni 2022 Salam literasi dari Kota Seribu Sungai Banjarmasin Sumber Bacaan : Kemenkominfo: 89% Penduduk Indonesia Gunakan Smartphone, di alamat: https://mediaindonesia.com/humaniora/389057/kemenkominfo-89-penduduk-indonesia-gunakan-smartphone, diakses pada 24 Juni 2022, pkl. 01.13 Wita. Post Views: 2 Buktikan Apa yang Terjadi Dunia Menulis Guru Dion Indonesia Lomba Blog Lomba Menulis Guru Menulislah Setiap Hari Merdeka Belajar Omjay PGRI Tim Solid Belajar Menulis PGRI WA Group Belajar menulis PGRI
Menulislah Bila Harus Menulis! Posted on Februari 26, 2021 Menulislah Bila Harus Menulis (Sumber foto: https://www.cintapekalongan.com ) Oleh: Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MM Pernahkah Anda mengalami bahwa hari ini Anda diharuskan menulis? Bisa saja yang mengharuskan Anda menulis adalah panitia sebuah lomba blog atau sejenisnya. Bisa jadi guru atau dosen Anda yang memberikan tugas menulis hari ini. Mungkin juga Anda… Read More
Sudahkah Guru Merasa Merdeka Saat “Merdeka Belajar” Diterapkan? Posted on Mei 31, 2022 Oleh: Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MM SMP Mitra Kasih Banjar Penulis adalah lulusan Program Magister Manajemen pada STIE Pancasetia Banjarmasin. Penulis menyukai bidang jurnalistik dan bidang literasi pada umumnya. Bagi penulis profesi mengajar adalah sesuatu yang menggembirakan karena kita bisa berbagi ilmu sekaligus pengalaman hidup kepada murid-murid yang kita didampingi…. Read More
Ayo Menulis, Jangan Hanya Jago Kandang! Posted on Februari 17, 2021 Lepas Mindset Jadi Penulis Hanya “Jago Kandang” (Sumber foto: https://news.detik.com ) Oleh: Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MM Sebagai penulis pemula atau pun sebagai penulis senior yang mempunyai jam terbang cukup tinggi, ungkapan seperti judul artikel di atas tentu pernah disampaikan kepada kita. Bisa saja, kalimat tersebut terlontar dengan harapan agar kita “berani” menunjukkan… Read More
Wah betul sekali pak Dion…maju mundurnya motifasi yang ada dalam diriembuat semuanya kadang sulit untuk dikondisikan. Tapi walau demikian saya ingat aja Matra ajaib Omjay, "menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi" , inilah penguat semangat penghilang semua rasa-rasa yang ada. Manjur sekali nih mantranya Omjay. Balas