Liburan
Sumber Inspirasi (https://www.askara.co/read/2020/06/28/6050/traveller-ini-istilah-di-dunia-travelling-yang-wajib-diketahui)
Ini adalah tulisan ke-20 dari 30 tulisan yang rencananya akan
penulis rampungkan dalam siklus “Seri Motivasi Menulis Bagi Guru”
kali ini.
Jujur penulis akui, saat baru pertama kali mengawali
perjalanan ini, semangat penulis begitu berkobar-kobar. Rasa optimis pun terasa
penuh mengisi kantong-kantong perbekalan yang ada.
Sebenarnya judul besar yang penulis pergunakan untuk tulisan
hari pertama hingga di hari ke-30 nanti terinspirasi dari tema yang ditetapkan
Om Jay selaku inisiator dan penggagas kompetisi menulis ini.
Untuk dapat menghasilkan panjang tulisan yang berimbang di
setiap edisinya adalah sesuatu yang tidak mudah. Ibarat mengisi kolom-kolom dalam
lembaran surat kabar, koran, atau majalah (versi cetak dan digital), maka
panjang tulisan yang ada harus mampu memenuhi space (luas bidang) yang
tersedia.
Penulis sangat merekomendasikan Bapak dan Ibu guru semua agar
selalu berusaha menjaga konsistensi panjang tulisan yang dihasilkan. Entah itu
untuk penulisan artikel, opini, cerpen, puisi, pantun, cerbung, dan lain
sebagainya.
Semakin tinggi jam terbang Bapak dan Ibu sekalian, maka Bapak
dan Ibu akan menyadari mengapa konsistensi panjang tulisan yang dihasilkan
perlu dijaga dengan baik. Salah satu tujuannya adalah untuk “menjaga
animo” para pembaca dan penggemar tulisan-tulisan kita.
Sebagai ilustrasi, Bapak dan Ibu guru bisa membayangkan
apabila misalnya hari ini kita menghasilkan tulisan sepanjang 1 halaman penuh
berukuran A4 (kuarto), lalu keesokan harinya kita hanya mampu menulis 1/2
(setengah) halaman saja, kemudian pada hari berikutnya kita hanya menghasilkan
1/4 (seperempat) halaman saja; tanggapan apa yang akan Bapak dan Ibu berikan jika
seandainya Anda berada di posisi pembaca?
Perasaan tidak puas dan kecewa, bukan tidak mungkin akan
mewakili warna-warni perasaan para pembaca tulisan kita. Dan perasaan-perasaan negatif
tersebut mungkin beberapa di antaranya akan diwakili oleh beberapa ungkapan
berikut: “Aduh, kelanjutan tulisannya kok sedikit amat?”, “Wah,
nggak seru, nih!”, atau pertanyaan, “Kok cuma segini doang tulisannya?”
Semua itu wajar adanya. Para pembaca tulisan kita berhak
memiliki ekspektasi sedemikian tinggi terhadap karya tulis kita. Akan tetapi
masalahnya adalah tidak mudah untuk memenuhi ekspektasi tersebut. Dan
situasinya akan terasa semakin tidak mudah apabila situasi dan kondisi yang
kita alami di suatu ketika terasa kurang mendukung atau bahkan tidak mendukung
kita untuk menghasilkan tulisan yang diharapkan.
Jika kita hanya bisa mengeluh dan berputus asa tatkala harus
berhadapan dengan kondisi yang kurang menguntungkan tersebut, maka usaha kita
untuk memproduksi tulisan hampir mustahil menjadi kenyataan.
Dan cara satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah dengan
“tetap” menulis, meski ketika ini ada rasa pahit atau getir yang
harus kita alami.
Menulislah terus sehingga kerinduan hati kita masing-masing
dapat berjumpa dengan kebahagiaan yang selalu kita impikan.
Banjarmasin,
20 Juni 2022
Salam
literasi dari Kota Seribu Sungai Banjarmasin
Semangat dalam menulis, salam literasi pak dion
Alhamdulilah dapat nutrisi dari tulisan ini. Terimakasih Pak… Semangat tuk kalahkan t as nt as ngan 30 hari menulis.
Mantap…tetap semangat pak…tulisannya bagus sekali
Terima kasih banyak pak
Mantap , p Agus semoga lahir buku Solonya
Keren guru Dion lanjutkan…
Mantap..