Seri Motivasi Menulis Bagi Guru (Bagian 8) Posted on Juni 16, 2022 By gurudionindonesia Rasi Bintang Kalajengking di Langit Malam di alamat: https://www.jakartanotebook.com/blog/scorpio/ Menatap rasi bintang di langit malam yang kelam menjadi salah satu hobi penulis di masa kanak-kanak dahulu. Penulis menyebutnya sebagai hobi, karena aktivitas ini memang seringkali penulis lakukan. Meskipun sudah dialiri oleh listrik, namun pada masa itu suasana di sekitar rumah tinggal penulis masih cukup mendukung di malam hari untuk menyaksikan sekaligus mengagumi indahnya aneka rasi bintang di langit. Jika Bapak dan Ibu guru, juga para pembaca tulisan ini pada umumnya masih berkesempatan untuk menyaksikan deretan rasi bintang yang bertebaran di langit malam; maka Anda termasuk orang-orang yang beruntung. Sebab di masa sekarang pengalaman ini tak mudah kita rasakan akibat kondisi lingkungan di sekitar kita yang terlampau terang benderang. Alhasil deretan rasi bintang yang sejatinya tetap ada di langit malam tersebut menjadi kurang nampak atau sulit kita temukan. Dalam banyak kesempatan tatkala menatap langit malam yang berhiaskan aneka rasi bintang ini, penulis tak jarang menjumpai sebuah meteor bercahaya yang tengah melesat di angkasa, dan orang-orang tua sejak zaman dahulu sering menyebutnya sebagai “bintang jatuh”. Selain bintang jatuh, juga pula fenomena alam yang tak kalah menyita perhatian penulis yaitu “lintang kemukus” atau istilah modernnya disebut komet. Meskipun penulis barangkali tidak dibesarkan di zaman teknologi telah berkembang pesat seperti dewasa ini, namun penulis merasa tetap berbangga, karena boleh mengalami masa-masa istimewa itu. Masa-masa yang tidak selalu dapat direguk oleh anak-anak milenial di masa sekarang. Jika diminta memilih, anak-anak kita saat ini mungkin akan cenderung lebih menikmati layar gawai atau laptop mereka selama berjam-jam lamanya; ketimbang harus menyaksikan pemandangan alam berupa aneka rasi bintang di langit malam. Dengan setengah berseloroh, anak-anak kita bisa jadi akan berkomentar demikian, “Ngapain harus capek-capek menatap langit malam, toh dengan menonton YouTube atau mencari di Google, pemandangan khas langit malam itu bisa kita temukan?” Tentu kita semua yang sama-sama berada dan hidup di zaman teknologi yang serba canggih saat ini akan membenarkan logika tersebut, bahkan mengiyakannya sebagai sesuatu yang masuk akal. Dan tidak menutup kemungkinan kita pun menjadi bagian dari konsep atau pola berpikir di atas. Analogi yang sama juga terjadi manakala anak-anak kita minta untuk membuat ringkasan atau resensi sebuah buku dengan judul tertentu. Apakah anak-anak kita akan bersungguh-sungguh membaca buku yang sudah ditentukan baginya untuk dibuatkan resensi atau ringkasan? Atau jangan-jangan mereka lebih memilih cara instan dengan memanfaatkan mesin pencari Google. Dan,… wus, wus, wus, dalam hitungan sepersekian detik, resensi yang mereka inginkan akan tampil di depan mata! Bahkan tidak menutup kemungkinan dalam penulisan karya ilmiah atau pun penyelesaian tugas-tugas di sekolah dan kampus, hal di atas tetap mempunyai peluang untuk terjadi. Sehingga kemudian muncul istilah “plagiasi” yang juga bermakna tindakan menyontek atau menjiplak mentah-mentah karya orang lain. Para pelakunya dikenal sebagai plagiator atau tukang contek/jiplak. Hal senada juga dilakukan oleh sebagian orang untuk menghasilkan berbagai tulisan secara instan, tanpa perlu repot-repot atau susah-payah berpikir. Tinggal googling saja dengan kata kunci tertentu, selanjutnya membuka judul tulisan yang menjadi targetnya, lalu salin dan tempel (copy dan paste), setelah itu tayang, deh! Mudah, bukan?! Sebagai seorang penulis, mari kita budayakan membaca, membaca, dan membaca. Setelah proses itu kita lalui, kita dapat mengendapkan terlebih dahulu beragam informasi yang sudah kita peroleh sebelumnya. Kemudian Anda dapat merenungkan sekaligus menganalisa berbagai fenomena dan peristiwa yang berhasil Anda temukan berdasarkan informasi-informasi tadi. Dari situ Anda akan memeroleh inspirasi untuk menulis. Dan di saat ini Anda dapat menulis dengan mengalir dan nikmat. Selamat mencoba! Banjarmasin, 17 Juni 2022 Salam literasi dari Kota Seribu Sungai Banjarmasin Sumber Bacaan: Cerita & Fakta Si Misterius Scorpio, dialamat https://www.jakartanotebook.com/blog/scorpio/ diakses pada 16 Juni 2022 pkl. 10.11 Wita. Post Views: 2 Buktikan Apa yang Terjadi Dunia Menulis Guru Dion Indonesia Lomba Blog Lomba Menulis Guru Menulislah Setiap Hari Merdeka Belajar Omjay PGRI Tim Solid Belajar Menulis PGRI WA Group Belajar menulis PGRI
Kapan Saya Akan Berhenti Menulis? Posted on Januari 31, 2021 Perempuan Penulis Sebagai Ibu yang Merawat Masa Depan (Sumber ilustrasi: https://www.goodnewsfromindonesia.id) Oleh: Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MM Hidup terus berputar. Meski yang namanya waktu baru sedetik berlalu, namun sudah banyak perubahan yang barangkali terjadi di sana-sini, tanpa dapat kita amati secara rinci. Itulah hidup dan kehidupan, dan di setiap detiknya… Read More
Ayo Menulis, Jangan Hanya Jago Kandang! Posted on Februari 17, 2021 Lepas Mindset Jadi Penulis Hanya “Jago Kandang” (Sumber foto: https://news.detik.com ) Oleh: Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MM Sebagai penulis pemula atau pun sebagai penulis senior yang mempunyai jam terbang cukup tinggi, ungkapan seperti judul artikel di atas tentu pernah disampaikan kepada kita. Bisa saja, kalimat tersebut terlontar dengan harapan agar kita “berani” menunjukkan… Read More
Seri Motivasi Menulis Bagi Guru (Bagian 25) Posted on Juli 3, 2022 Jadilah Optimis Selalu! (https://lifestyle.bisnis.com/read/20181120/219/861451/4-keuntungan-menjadi-orang-optimis) Di antara Bapak dan Ibu guru semua, adakah yang pernah bermasalah dengan angka “13”? Percaya tidak percaya, sampai saat ini sebagian orang masih meyakini bahwa angka 13 dianggap sebagai angka sial atau pembawa ketidakberuntungan. Jadi ada yang menyarankan agar kita jangan coba-coba memakai atau memilihnya…. Read More
Siap Sensei Maesa. Belajar menulis dengan jujur dan apa adanya jauh lebih baik dan terpuji. Terima kasih atas kunjungannya. Balas
Wah indah sekali ya pak. Masa kecil yang luar biasa. Saya dulu juga begitu pak suka melihat keindahan langit tatkala bertabur bintang… Balas
Semoga pengalaman baik dan indah yang Ibu Elmi dan Ibu Mutmainah rasakan dapat juga diteruskan kepada anak-anak dan siswa-siswi kita di sekolah. Balas