Skip to content
Guru Dion Indonesia
Guru Dion Indonesia
  • Home
  • Dunia Menulis
  • Komputer
  • Galeri Karya
Guru Dion Indonesia
Guru Dion Indonesia

Tulisan yang Terobsesi Menjadi Buku

Posted on Februari 19, 2021 By gurudionindonesia

Suasana Promo Buku Memperingati 35 Tahun Gramedia Tahun 2020

(Sumber foto: https://batam.tribunnews.com )

Oleh:
Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MM

Dalam kehidupan ini setiap manusia tentu mempunyai
obsesinya masing-masing. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
“obsesi” bermakna gangguan jiwa berupa pikiran yang selalu
menggoda seseorang dan sangat sukar dihilangkan. Apakah memang benar
demikian yang dipahami oleh orang-orang di zaman sekarang?

Melalui banyak referensi dan bahan bacaan, seringkali
kita mempertukarkan makna kata ini dengan kata “impian” yang
bermakna sebagai sesuatu yang sangat-sangat diharapkan. Meski jika
kita sandingkan kedua makna tersebut, tentu secara kasat mata kita
akan segera menemukan perbedaan makna diantara kedua kata itu. Namun
dalam realitasnya kedua kata tersebut saat ini lazim disubstitusikan
satu sama lain dalam percakapan sehari-hari maupun dalam banyak
artikel atau tulisan yang telah diterbitkan atau ditayangkan.

Mengeja
Kata, Menyusun Kalimat

Tentu sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, kita sudah
mulai diajarkan bagaimana cara menyusun kalimat. Dengan rumus
sederhana S-P-O atau S-P-O-K, kita mencoba menuliskan kalimat demi
kalimat, dengan beragam variasi dan bentuknya.

Saya berani memastikan bahwa ketika pertama kali kita
belajar menyusun kalimat, terasa tak selalu mudah untuk membuat
susunan yang tepat. Apalagi bagi kita yang mempunyai bahasa Ibu
selain bahasa Indonesia. Tentu prosesnya menjadi lebih panjang,
karena kita harus menterjemahkan terlebih dahulu kata-kata yang akan
kita pergunakan, menterjemahkannya dari bahasa daerah ke bahasa
Indonesia.

Kesulitan yang kita alami tak berhenti di situ. Sebab
pada masa kanak-kanak itu, kita juga baru mengenal makna kata,
sehingga bisa saja terjadi kita menyusun sebuah kalimat dari beberapa
kata dengan memasukkan kata-kata yang sebenarnya kurang atau tidak
lazim dipergunakan dalam kalimat dimaksud.

Sebagai contoh sederhana misalnya seperti kalimat
berikut: “Adik pergi dari sekolah”, yang mungkin oleh salah satu
siswa akan dituliskan dalam kalimat, “Adik minggat dari sekolah”;
dengan pemahaman kata ‘minggat’ sama dengan ‘pergi’.

Barangkali kedengarannya lucu bagi kita-kita sebagai
orang dewasa yang sudah memahami penggunaan kata secara tepat dalam
kalimat, namun hal itu tidak selalu berlaku bagi mereka-mereka yang
baru belajar menyusun kalimat.

Contoh lain misalnya saat siswa diminta menyusun kalimat
dengan menambahkan awalan dan atau akhiran pada salah satu kata yang
ada. Coba cermati contoh berikut;: “Bapak terbawa lamunan”.
Siswa lainnya mungkin ada yang menulis, “Bapak membawa lamunan”,
“Bapak dibawa lamunan”, dan “Bapak terbawa-bawa lamunan”.

Kalau dikaji lebih jauh, semua kalimat tersebut
mempunyai makna yang beragam, hanya gara-gara perbedaan unsur awalan
dan atau akhiran yang dipergunakan. Memang terlihat remeh tapi tidak
untuk diremehkan!

Kata
yang Terobsesi Menjadi Tulisan

Tentu sebagian orang punya obsesi untuk menjadi penulis
seperti para penulis lain yang sudah terkenal lebih dahulu. Meskipun
untuk menjadi penulis tentu tak semudah membalikkan telapak tangan,
apalagi jika bercita-cita menjadi seorang “penulis terkenal”.

Usaha yang dilakukan dengan jalan membuat tulisan demi
tulisan belumlah cukup. Perlu semangat dan komitmen untuk serius dan
konsisten dalam menjalani obsesi ini. Sebab dalam realitasnya,
sebagian orang hanya tampak menggebu-gebu di awalnya saja, setelah
berhasil membuat beberapa tulisan kemudian berhenti dan menghilang
dari dunia kepenulisan.

Menyusun kata demi kata agar bisa menjadi sebuah tulisan
juga memerlukan perjuangan yang tak selalu mudah. Niat untuk menulis
saja tak cukup, apalagi jika kita hanya melamun sepanjang hari tanpa
menghasilkan apa-apa. Melamun sih boleh-boleh saja, asal kita
ingat target untuk menghasilkan tulisan yang sudah kita buat
sebelumnya.

Jika sebuah tulisan sudah berhasil kita ciptakan, maka
sebaiknya kita tidak berhenti sampai di situ saja. Niatkan diri untuk
menghasilkan tulisan kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Jika
menulis sudah menjadi niat dan berhasil kita lakukan setiap hari atau
setiap saat, maka tak terasa, dalam waktu setahun kita akan
mengumpulkan “tabungan tulisan” kita. Bila rajin menulis setiap
hari satu tulisan, maka selama setahun kita akan menghasilkan 365
tulisan!

Bila untuk penerbitan sebuah buku minimal disyaratkan 60
halaman, maka kita punya peluang untuk menerbitkan 6 buku sekaligus
per tahunnya. Suatu pencapaian yang menurut saya realistis, asal
disertai kemauan dan kemampuan untuk mewujudkannya!

Jika ada kemauan tanpa disertai kemampuan, atau bila ada
kemampuan namun tak disertai kemauan di dalamnya; maka obsesi untuk
menjadikan tulisan-tulisan kita sebagai buku hanya akan menjadi
obsesi belaka dan tak akan pernah menjadi kenyataan selamanya!

Banjarmasin, 18 Februari 2021

Post Views: 42
buku cita-cita Dunia Menulis ide impian kalimat kata kemampuan kemauan komitmen Lomba Menulis PGRI Bulan Februari 2021 menjadi penulis Menulis mimpi obsesi penulis terkenal

Navigasi pos

Previous post
Next post

Related Posts

Bagian 19. TULISLAH DAHULU, SEMPURNAKAN KEMUDIAN

Posted on Maret 14, 2025Maret 9, 2025

Ungkapan yang saya jadikan judul tulisan ini tidaklah mengada-ada, sebab bisa dipraktikkan oleh siapa saja, baik oleh penulis senior maupun para penulis yang baru mulai melangkah. Bagi yang baru pertama kali mencoba, rasanya ungkapan ini hampir-hampir tidak masuk akal. Bagaimana mungkin kita menulis begitu saja, tanpa revisi dan perbaikan di…

Read More

Bagian 2. SEMANGAT MEMBACA, SEMANGAT MENULIS

Posted on Februari 8, 2025Maret 9, 2025

Dulu saat pertama mulai berkecimpung di dunia literasi, rasanya seperti seorang anak yang sedang belajar berenang di kolam. Belum tahu pasti gaya renang mana yang paling pas untuk dipraktikkan dalam suatu kesempatan. Dan apakah gaya yang terasa pas itu juga bisa dimanfaatkan di saat yang lain dengan situasi dan kondisi…

Read More

Temukan Ide Menulis Dengan Mengunjungi Blog Orang Lain

Posted on Februari 26, 2021

Kunjungi Tulisan Blogger Lainnya (Sumber foto: https://www.uprint.id ) Oleh: Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MM Barangkali sebagai penulis Anda mempunyai kebiasaan tertentu yang unik, salah satunya adalah selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi blog orang lain. Namun ada sebagian orang yang berpandangan bahwa aktivitas yang demikian itu hanya “buang-buang waktu” saja! Apakah memang…

Read More

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cari

Arsip

  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • Juli 2024
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • Februari 2021
  • Januari 2021

Hubungi :

Bila ada hal-hal yang ingin ditanyakan atau ingin memberikan masukan untuk membangun situs ini, silakan menghubungi email yang ada atau melalui media sosial yang tercantum pada laman ini.

Banjarmasin, South Borneo, Indonesia
gurudionindonesia@gmail.com
©2025 Guru Dion Indonesia | WordPress Theme by SuperbThemes